Standar Ganda
#Tantangan hari ke 199
Anda sering mendengar istilah Standar ganda? Standar ganda adalah penerapan norma, prinsip, dan penilaian yang diskriminatif terhadap situasi, individu, atau kelompok sosial, yaitu ketika ukuran-ukuran yang digunakan kepada suatu kelompok tidak berlaku kepada kelompok lainnya meski dalam kondisi serupa.
Quod licet Iovi, non licet bovi," apa yang boleh bagi Jupiter, tidakberlaku bagi Hera, atau juga "Aliis si licet, tibi non licet," yang mungkin boleh diterjemahkan sebagai "apa yang boleh bagi orang lain, tidak bagimu." Demikian ujar-ujaran Latin menyindir kaum bebal menjadikannya pembenaran-- perilaku standar ganda
Membahas standar ganda yang terjadi dalam kehidupan memang tidak akan ada habisnya. Banyak sekali perbedaan perlakuan yang diberikan oleh masyarakat kepada laki-laki atau perempuan dalam kasus yang sama.
Perlakuan standar ganda yang dekat dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui contoh ketika perempuan menangis itu biasa.Berbanding terbalik ketika laki-laki yang menangis pasti dibilang cengeng.
Contoh lainnya yaitu adanya perumpamaan bahwa laki-laki adalah kunci dan perempuan adalah gembok. Kunci yang bisa membuka semua gembok adalah kunci yang hebat sedangkan gembok yang bisa dibuka semua kunci adalah gembok murahan. Sehingga laki-laki yang bisa “menaklukkan” perempuan akan dianggap hebat, sedangkan untuk perempuan akan dianggap murahan.
Bahkan dalam kasus lain, standar ganda akan lebih mengarah pada “Kamu tidak boleh melakukan ini, tapi aku boleh”. Seperti saat di kelas, mahasiswa yang terlambat akan mendapat hukuman yang berat, namun apabila dosen yang datang terlambat akan dibiarkan begitu saja.
Pemikiran macam ini juga digunakan oleh kebanyakan orang untuk membenarkan perilaku mereka sendiri. Dengan jabatan atau posisi yang lebih tinggi dari orang lain, membuatnya berpikir bisa melakukan kesalahan tanpa konsekuensi.
Perbedaan kepentingan juga akan menyebabkan seseorang berstandar ganda. Akibatnya, suatu kelompok mungkin akan melarang kelompok lain melakukan sesuatu meskipun mereka sendiri melakukan hal tersebut.
Hal-hal yang telah disebutkan di atas merupakan sedikit dari banyaknya standar ganda yang sering kita jumpai pada kehidupan kita sehari-hari.
Hal-hal kecil seperti ini sering kita alami, atau bahkan kita lakukan tanpa kita sadari.
Faktor lain seperti pola asuh yang telah diajarkan di keluarga sejak dini sedikit banyak juga memberikan dorongan bagi beberapa individu untuk melakukan standar ganda meskipun hal itu tidak disadari.
Adanya perasaan untuk membenarkan diri sendiri juga menjadi penyebab utama orang bisa berstandar ganda. Saat ia melihat orang melakukan sesuatu yang tidak pantas akan dicerca habis-habisan, tapi nyatanya dia sendiri melakukan kesalahan tersebut.
Itulah sebabnya kita harus bisa memperlakukan orang bahkan diri sendiri secara adil. Apabila sekiranya yang orang lakukan itu dirasa salah, maka jangan melakukan hal tersebut kepada orang lain pula.
Yang tidak kalah penting juga yaitu jangan hanya menggunakan prinsip atau kepercayaan diri sendiri untuk menghakimi perilaku orang, karena akan terjadi bias dalam penilaian.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Terimakasih penjelasannya Bu...
Mantap bunda ceritanya salam literasi
Mantaff teman. Terima kasih sudah mengilhami diriku dengan artikel ini. sukses terus. Salam literasi.
Salam literasi