Itu baru pikiran pertama di kepala ini. Okelah, mari kita hadapi bersama pelatihan ini. Ikuti ikuti ikuti selesai pulang. Itu yang ada di pikiranku selanjutnya.

Hari pertama pelatihan. Kalau ada kalimat "kesan pertama begitu menggoda selanjutnya terserah anda" mungkin tidak cocok dengan pelatihan ini. Menurutku, kalimat yang pas adalah "kesan pertama begitu menantang selanjutnya harus berjuang".

Sagusabu. Itulah nama pelatihan kali ini. Satu guru satu buku. Ini bukan persoalan tentang buku absensi siswa. Apalagi jurnal harian. Kalau itu tidak cuma satu, di meja kerjaku di sekolah banyak. Ini adalah buku yang ditulis sendiri. Berdasarkan pengalaman sendiri. Berdasarkan berbagai sumber. Bebas. Apapun isinya. Begitu kata Pak Ihsan dan Pak Febry, narasumber dari Media Guru.

Entah mengapa mereka begitu menantang para peserta untuk membuat buku. Dan yang saya herankan, semua peserta seperti ikut terbius oleh kata-kata mereka berdua. Termasuk saya.

Pelatihan ini sama sekali tidak membosankan. Saya sangat menikmatinya. Hari kedua sampai penutupan. Saya termotivasi untuk segera merealitakan buku saya yang masih dalam angan-angan. Semoga saja. Meskipun baru enam halaman semoga target satu bulan dapat diselesaikan dengan baik.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalteng juga sangat mendukung pelatihan ini. Beliau memfasilistasi semua peserta. Memotivasi kita. Memimpikan sebulan lagi akan ada buku-buku baru tulisan guru Kalteng di bulan depan.

Pelatihan memang sudah selesai. Tetapi benar kata Pak Ihsan, ini baru dimulai. Sekarang saatnya memunculkan niat yang lama sekali terpendam di hati yang terdalam. Membuatnya naik ke permukaan, menuliskannya menjadi tulisan.

Semangat!