SATU MURID, DUA HARI, SERIBU GURU
Saya ingin menamai hari dua ini dengan hari paling emosional seumur hidup. Berlebihan?. Saya rasa tidak. Saya tenggelam dalam lautan emosi tak bertepi. Beribu nama emosi menunjukkan diri dalam rupa paling mempesona. Pecah, membuncah memenuhi rongga dada. Saya terpana, laksana mengapung dalam ruang hampa udara. Terpesona pada seribu guru yang memunculkan diri disekeliling dengan cara tidak terduga.
Bagaimana tidak? Seorang guru yang muncul mengajarkan cara memecahkan gerbang batu. Gerbang kaku bernama ragu terhadap kemampuan diri sendiri. Mendengar cerita darinya bagai dinamit terbakar sumbu. Meledak, menggelegar, menyentak kesadaran bahwa saya harus berani melakukan sesuatu. Bukan untuk dipuji, namun untuk memuliakan diri sendiri. Bukan sekedar hidup lalu mati seperti manusia pada umumnya. Namun hendaknya meninggalkan “jejak” karya abadi walau raga mati kehilangan nyawa.
Hadir lagi guru berikutnya. Merapalkan mantra-mantra sakti diselingi gelak tawa. Menurutnya menulis sedemikian lezatnya. Kriuk, renyah, maknyus layaknya Mie Aceh yang mengepul tersaji di atas meja. Sedap menggugah selera. Komentar positifnya berhasil membuat tersenyum para penulis pemula. Terbakar semangat untuk menulis dengan segala kemampuan yang ada. Tidak punya idepun merupakan sebuah ide juga, katanya. Biarkan setiap tulisan menemui takdirnya.
Ajaibnya adalah ketika semua sekelilingku menjelma menjadi guru. Ketika muncul satu persatu mengajarkan ilmu dengan berbagai cara dan rupa. Bagaimana tidak terpesona?. Semua cerita begitu istimewa, menggugah selera berkarya. Membakar semangat untuk dapat menulis juga. Ada cerita yang dari awal sudah merindingkan bulu roma. Ada cerita yang mengalirkan airmata. Ada cerita menyesakkan dada. Prihatin. Inspirasi. Semangat. Membakar tekad. Melawan. Bertahan. Jatuh. Bangkit. Terluka. Tangis. Senyum. Tawa. Memaafkan. Menerima. Tergugah. Pengorbanan. Ketegaran. Kesetiaan. Kepasrahan. Dan begitu banyak kata yang menunggu kalimat untuk menjadi cerita.
Sulit untuk tidak terpukau, bukan? Jika sebelumnya gagap, terperangkap dalam ruang gelap. Mempunyai 76+1 alasan untuk tidak menulis mulai hari ini. Maka setelah dua hari ini, sungguh keterlaluan jika satu murid dari seribu guru untuk tidak bangkit memperbaiki diri. Jadi, tunggu apa lagi?. Haruskah menunggu seribu guru lagi?. Tidak mesti, karena tekad untuk menulis terlanjur terbakar mulai hari ini.
Salam Literasi!.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
dahsyat. tulisan yang sangat berenergi
terima kasih Pak Leck. Gurunya itu lho....
Sy suka liku puncak, lembah, palung dan bukitnya, mengantarkan sampai memetik bintang di jagat raya Hebat bunda!
Wah ... Luar biasa tulisannya... Baru 2 hari bersama Pak Leck.
terima kasih pak syukri, satu dari seribu guru...
Wah ... Luar biasa tulisannya... Baru 2 hari bersama Pak Leck.
Terbakar bakar semangat bu membaca tulisan keceh.
Ah jadi malu...
Luar biasa Bu
Terima kasih bu...
Terima kasih bu...
Semangat sekali menulisnya Hebaaat tulidannya bgitu runtut.... Menginspirasi kita semua
Terima kasih. Baru mencoba memulai koq bu...
luar biasa bahasanya runtut tak bertepi, seperti penyair dari romawi, selamat datang di dunia kepenulisan yang abadi
Alhamdulillah, guru ke 1001...
Luar biasa...
wa iyyaki..
Keren....
Terima kasih...
Terima kasih...
Wuih. . . Tertamparlah diriku. Tercambuklah diriku. Semangatnya ibu kita satu ne. Menabur bara mengobarkan inspirasi & semangat menulis. Tulis & gulis meski tanpa ide. Akhirnya akan jadi tulisan jua. Makasih bu ida. . .
masama bu....
masama bu....
Saya terpukau bu.. Barakallah..
Ternyata kita bisa saling menginspirasi....mantap bu kece badai...
terimakasih bu..
very niceeee.... i like this deeeek.....