Siapa yang tak kenal "Pecel Lele Lamongan"? Hampir di setiap jalan ada tenda yang berjualan "Pecel Lele Lamongan". Makanan yang biasa diburu masyarakat untuk makan malam. Selain harganya yang terjangkau, rasanya juga pas di lidah.

Apakah semua penjual pecel lele asli orang Lamongan? Jawabnya belum tentu. Karena tak semua penjual adalah orang asli Lamongan. Yang paling membedakan biasanya adalah sambalnya.

Sambal buatan orang asli Lamongan itu sangat khas rasanya . Hum ...jadi membayangkan makan dengan sambal khas Lamongan. Sambal tomat yang masih basah dengan aroma kemangi yang khas. Jika saya perhatikan kebanyakan penjual yang asli orang Lamongan, membuat sambalnya juga di warung tenda. Mereka menyediakan leyeh yang ukurannya besar. Hehe leyeh yang sering saya lihat ketika beli rujak cingur, rujak legi, atau sambal pecel lele.

Tapi, mengapa kebanyakan mereka berjualan di luar kota Lamongan? Karena saya amati kalau pulang ke Lamongan hanya ada Sego boran dan soto. Jarang sekali menemukan pecel lele di kota tersebut.

Mendengar cerita dari bapak mertua, karena lele telah menyelamatkan anak buah waliyullah dari kejaran penduduk. Dan berjanji bahwa anak cucunya tidak boleh makan lele.

Hum ....mungkin dari itu, mereka banyak berjualan di luar kota. Namun entahlah, saya kurang tahu.

Apakah keturunan asli Lamongan tidak makan lele sampai sekarang?

Wah, siapa yang bisa menjawab ini?

Yang penting masyarakat suka pecel lele Lamongan dengan sambalnya yang khas. Yang dirindukan bukan lelenya tapi sambalnya yang enak dan mantap.

Seneng juga lihat icon kota Lamongan, tugu bandeng lele. Terus berkembang dan maju peternakan bandeng dan lelenya. Tambah maju juga kotanya, ya!

Lamongan#sotoLamongan#segoboran#pecellele

Bantul, 10 Januari 2019.

Edisi pengen maem rujak dan sambel tomat kemangi