INOVASI PEMBELAJARAN SETELAH PANDEMI

Selama dua tahun semua sendi kehidupan mengalami modifikasi sesuai kebutuhan yang diakibatkan pandemic Covid-19. Perilaku manusia diarahkan untuk mampu beradaptasi melawan dasyatnya virus Covid-19. Salah satu yang melakukan adaptasi adalah Pendidikan. Pembelajaran secara daring dengan mengambil manfaat dari keunggulan teknologi dan aplikasi pembelajaran dilakukan. Mulai mencoba G-Classroom, Moodle, Quiper School, Schology, ruang Guru maupun aplikasi berbasis android lainnya yang dalam tatap maya melalui zoom meeting maupun G-Meet.

Setelah dua tahun berlalu dan mulai dengan era baru bersamaan dengan hal tersebut guru yang telah beradaptasi dengan pandemic dan perkembangan teknologi mulai menapak pada mengisi dan membekali diri dengan kemampuan dalam teknologi. Dalam penyesuaian tersebut, seiring dengan di kembangkannya Kembali konsep Ki Hadjar Dewantara bahwa anak harus berkembang sesuai kodratnya. Kodrat tersebut adalah mengikuti kodrat alam dan kodrat jamannya. Dalam perkembangan tersebut pendidik berposisi sebagai seorang pamong yang memberikan kebebasan pada anak dalam pembelajaran dan menempatkan didri sebagai seorang fasilitator.

Perkembangan Pendidik dalam memahami anak mengikuti alamnya terus berupaya menggali potensi anak berdasarkan sosiokulturalnya. Untuk hal itu seorang guru dalam menemukan sosiokultural anak terus berkarya menghasilkan data akurat melalui quisioner maupun isian data langsung sebagai dasar dalam upaya mengembangkan pembelajaran yang mampu mengintegrasikan latar belakang banak secara social, budaya, karakter maupun geografis dari anak tersebut berada.

Seiring dengan karya guru dalam menghasilkan data pendukung dalam pembelajaran, seorang guru juga harus mampu mengintegrasikan dalam proses pembelajaran pada anak sesuai konsep Ki Hadjar dewantara bahwa pembelajaran dapat dilakukan pada anak dengan tetap memberikan kebebasan anak berekspresei dan berpusat pada murid. Untuk hal tersebut, seorang guru harus mulai mengembangkan potensi dan kemampuan diri dengan merefleksi kemampuan saat ini yang dimiliki.

Berkenaan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada murid, guru mulai mengembangkan berbagai metode pembelajaran, baik metode yang dilaksanakan dalam kelas secara luring atau taytap muka, maupun diluar kelas melalui tatap muka maupun tatap maya. Dalam prosesnya ini banyak guru mampu menghasilkan karya sebagai aksi nyata yang dapat dibagi dalam lingkungan pendidik sebagau wujud karya nyata yang dihasilkan dalam proses pembelajaran di era 2023 ini.

Karya nyata dari guru banyak dalam bentuk video pembelajaran yang di wujudkan dengan aku youtube yang dimiliki, ada yang berbentuk poster ataupun modul ajar yang dihasilkan guru. Banyak guru juga menghasilkan karya dalam bentuk artikel, tulisan ilmiah yang dipublikasikan serta buku yang mampu diwujudkan dari proses inovasi pembelajaran.

Mari berkarya dalam bentuk inovasi pembelajaran dengan mewujudkan sebuah karya relevan dalam pengembangan pembelajaran. Salah satu contoh karya yag bisa dijadikan acuan pembelajaran adalah karya dalam pemanfaatan alam untuk penanggulangan sampah dari sumbernya dengan membuat pupuk cair organic yang disebut “Tong Edan”.

Selain karya tersebut juga mampu mengarahkan dalam pengolahan sampah plastic untuk menghasilkan “Barong” dari plastic. Dalam pembelajaran juga mencoba segala model pembelajaran yang selanjutnya dituangkan dalam sebuah tulisan ilmiah dan artikel imiah yang dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah. Misalnya, pemanfaatan Metode OLSI, penggunaan Wordwall game Quis, pemanfaatan canva ataupun quiziss dalam pembelajaran.

Bidata penulis: Nama: I Gusti Putu Agung Arimbawa, S.Pd.,M.Pd, lahir di Badung pada tanggal 23 Februari 1977. Saat ini bertempat tinggal di Jln. Pasek 1 No 12 Desa jagapati, Kecamatan Abiasemal, kabupaten Badung-Bali. Saya bekerja di SMA Negeri 1 Petang Bali sebagai Guru Biologi dan saat ini sedang menjabat Wakil Bidang Akademik. Lamat email : [email protected] dan nomor HP: 081246700488.