Ihah Parihah

Lahir di Kuningan Jawa Barat tanggal 26 Juli, Ihah Parihah bercita cita menjadi penulis sejak kecil. Putri ke tiga dari ayah KH. Imam Nawawi dan Ibu Tit...

Selengkapnya
Navigasi Web

Sekolah Ideal di Era Milenial

Oleh : Ihah Parihah

Apa yang ada dibenak kita ketika mendengar kata sekolah? Terbayang sebuah bangunan besar dan barisan ruangan yang disebut kelas. Lapangan luas dengan tiang bendera di tengahnya. Aktifitas belajar siswa datang setiap psgi untuk memperoleh pengajaran dari guru. Gambaran sederhana sebuah sekolah yang kita kenal bahkan sejak usia balita. Tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebagai modal untuk menghadapi masa depan. Usia emas yang sudah dibekali interaksi dengan seorang yang disebut guru, teman sebaya dan kehidupan sosial yang berbeda dengan lingkungan rumah. Keluarga yang merupakan sekolah pertama bagi anak bersama orang tua.

Sekolah adalah lembaga yang tidak akan punah sepanjang hayat. Selama peradaban manusia terus berkembang, segala upaya dilakukan pakar dan pelaku pendidikan untuk terus berinovasi dalam pembelajaran. Sebagai penunjang keberlangsungan lembaga sekolah yang ideal, berbagai strategi dan model pembelajaran hasil pemikiran para intelektual terdahulu terus disepurnakan. Perkembangan siswa yang dinamis mengikuti majunya zaman, membuat sekolah harus lebih cerdas mencukupi kebutuhan peserta didik. Pemerintah terus menciptakan program baru untuk memfasilitasi dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat.

Keberadaan sekolah menjadi unsur penting bagi kehidupan. Beragam pilihan jenis sekolah, membuktikan bahwa kesadaran masyarakat pada pendidikan sangat tinggi. Dari sekolah negeri dan swasta yang menggunakan kurikulum nasional, ada juga sekolah alam yang lebih menyatu dengan alam bahkan belajar tanpa sekat ruang. Sekolah madrasah berbasis agama yang terpusat pada materi keagamaan. Sekolah internasional yang menggunakan kurikulum internasional dengan berbagai pilihan ekstrakulikuler lengkap untuk memfasilitasi siswanya. Menggunakan bahasa asing sebagai pengantar pembelajaran. Semua kualitas yang ditawarkan oleh sekolah internasional sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Ada pula jenis sekolah homeschooling yang mulai diminati kalangan menegah ke atas sebagai alternatif pendidikan bagi putra putrinya. Perbedaan konsep pada sekolah tersebut memiliki keunggulan masing masing tapi mempunyai tujuan yang sama dalam mencerdaskan anak bangsa.

Diantara semuanya, sekolah negeri lebih banyak diminati. Selain pertimbangan biaya, sekolah negeri yang sudah memenuhi standar pendidikan nasional, tidak kalah berkualitas dari sekolah swasta unggulan. Kualitas sekolah yang tentunya didukung oleh banyak faktor. Kepala sekolah sebagai manager, guru sebagai pendidik, keterlibatan komite dan siswa. Manajemen sekolah yang sistematis, mempunyai visi misi yang jelas dan terarah yang dilaksanakan oleh semua unsur sekolah. Manusia sebagai pelaku pendidikan yang dibekali pengetahuan menghidupkan ilmu, menciptakan tempat bernaung bagi siswa dalam mengembangkan kreatifitas.

Gambaran sekolah ideal yang dapat menunjang proses pendidikan seperti keinginan masyarakat dalam menjawab tantangan zaman, adalah gabungan dari semua konsep sekolah yang ada. Kualitas yang diberikan oleh sekolah internasional, yang memberi ruang bagi kreatifitas siswa untuk menyalurkan bakat dan hobinya. Memaksimalkan kemampuan siswa agar fokus pada kelebihan yang dimiliki tanpa menghilangkan kompetensi keilmuan dasar. Membuat sekolah sebagai tempat manusia berproses dalam pembentukan karakter, pola berfikir atas dasar keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menyertakan cinta pada ilmu.

Menggunakan konsep alam sehingga siswa tidak sepanjang hari berada di dalam kelas. Lingkungan sekolah yang jauh dari kebisingan, aman dan nyaman. Asri dengan banyak pohon rindang agar memberi kesan sejuk juga bersih dari sampah. Berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dengan kebun, pasar, intansi pemerintahan. Siswa dapat terlibat langsung dalam kehidupan nyata, tidak melulu dijejali dengan materi. Sekolah yang tidak mengikat siswa dengan peraturan yang tidak terintegrasi dengan hasil belajar. Seperti mewajibkan memakai sepatu berwarna hitam atau menggunakan seragam dan atribut lainnya.

Memberikan kenyamanan rumah seperti yang diberikan oleh homeschooling. Interaksi semua warga sekolah yang santun, saling menghargai dengan suasana kekeluargaan. Dapat beristirahat dan beribadah dengan nyaman. Mendapatkan asupan gizi yang baik dari kantin sekolah yang bersih. Dapat bermain dengan riang di area bermain yang sesuai dengan usia siswa. Mendapatkan perlakuan, cinta dan kasih sayang seperti layaknya seorang anak bersama ayah dan ibu.

Sekolah yang menyajikan pembelajaran menyenangkan, mengacu pada pendidikan penguatan karakter yang religius karena berdasar Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dengan sikap nasionalis. Mandiri dan bertanggung jawab, juga berintegritas pada tugasnya sebagai manusia pembelajar. Jika ada konsep berpikir bahwa guru adalah orang yang tau segalanya, dan siswa hanya menerima informasi, maka di sekolah ideal, guru dan siswa akan bersama sama mencari tau, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi ilmu pengetahuan. Bahkan dapat menciptakan pengetahuan baru yang akan dikembangkan dalam kehidupan. Menyiapkan generasi penerus yang siap menghadapi kemajuan zaman.

Artikel opini ini ditulis tahun lalu ketika mengikuti kelas menulis Antologi Opini Pendidikan angkatan 10 di Grup Sahabat Guru Super Indonesia. Sebelumnya tidak pernah membayangkan jika ada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Tangerang yang mempunyai karakteristik seperti sekolah ideal sesuai dengan opini saya. Kabupaten Tangerang meluncurkan tiga program unggulan di bidang pendidikan, Sanitasi Sekolah, Kurassaki dan Gerakan Sekolah Menyenangkan. Ketiga program tersebut telah mempu mengubah wajah pendidikan, bahkan ke tingkat Nasional. Terbukti dengan terselenggaranya berbagai workshop dan sosialisasi di berbagai daerah Di Indonesia.

Terletak di Jalan Perumahan Vila Balaraja Blok C 9 No 15 Saga Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Provinsi Banten, Sekolah Dasar Negeri Saga VI menunjukkan keberhasilannya dalam implementasi program Sanisek, Kurassaki dan Gerakan Sekolah Menyenangkan. Tiga program Pemerintah Daerah Kabupaten di bidang Pendidikan yang mendapatkan apresiasi dari tingkat nasional.

Selasa, 27/08/2019 SDN Saga VI menerima kunjungan dari sekitar 200 peserta workshop GSM yang diselenggarakan kegiatan CSR (Corporate Sosial Responbility) Sinarmas Land angkatan ke tujuh sebagai salah satu bahan materi pelatihan. Rombongan tiba pada pukul 11.00 WIB. Sebelumnya seluruh peserta mengunjungi Sekolah Dasar Negeri Mekar Jaya Panongan dengan tujuan yang sama. Kedatangan peserta disambut meriah oleh siswa dengan berbagai atraksi. Mulai dengan berbagai tepuk karakter, yel-yel, tarian daerah dan lagu-lagu kebangsaan. Meskipun cuaca hujan, tidak menyurutkan semangat mereka menerima tamu dari berbagai daerah di Indonesia.

Program CSR sendiri merupakan peraturan Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk para pelaku industri agar lebih peduli pada lingkungan sekitarnya. Secara sederhanya, CSR adalah sebuah konsep dan tindakan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai rasa tanggung jawabnya terhadap sosial dan lingkungan sekitar dimana perusahaan tersebut berdiri.

Bertempat di ruang galeri GSM, peserta bersama-sama menyaksikan sebuah tayangan tentang proses perubahan yang dilakukan salama dua tahun terakhir. SDN Saga VI sendiri merupakan salah satu binaan program CSR Sinarmas Land angkatan sebelumnya. Bergabung sejak bulan November 2018, melalui grup Whatsapp, semua perubahan perbaikan dipantau sebagai bahan penilaian pencapaian program. prinsip GSM sendiri dapat dikatakan berhasil apabila dapat menyebarkan pada sekolah lain. Meskipun sekolah itu tidak menjadi peserta workshop, dengan melihat sekolah model, siapapun dapat berkunjung dan belajar.

Dalam sambutannya, pihak Sinarmas land menyatakan, sebagai salah satu keberhasilan dari program CSR Sinarmas Land dapat terlihat dari penampakkan SDN Saga VI yang sudah dikunjungi oleh banyak sekolah lain untuk dijadikan percontohan. Bukan hanya dari wilayah Kabupaten Tangerang, tapi banyak sekolah dari luar daerah seperti Jakarta dan Provinsi Lampung sengaja datang untuk melihat dan belajar dari pencapaian SDN Saga VI. Menganut prinsip GSM sendiri dinyatakan berhasil jika selain dapat mengubah lingkungan sekolahnya sendiri, juga dapat memberikan pengarus positif pada sekolah lain. Banyak sekolah yang tidak mengikuti workshop, tapi dapat belajar langsung dengan berkunjung ke SDN Saga VI untuk diterapkan di sekolahnya masng-masing.

Kepala Sekolah Hj. Retno Pratiwi, M. Pd memaparkan perjalanan proses perubahan yang dilaksanakan oleh SDN Saga VI berawal dari program Sanitasi Sekolah (SANISEK). Selanjutnya mplementasi program Kurassaki atau Kurangi Sampah Sekolah Kita. Melalui tayangan diperlihatkan tampilan sekolah, sebelum dan sesudah menjalankan program tersebut. Terlihat perubahan yang sangat kontras, lingkungan sekolah yang awalnya kotor, berubah menjadi lingkungan yang bersih dan nyaman. Keberhasilan program tersebut adalah kerjasama antara pihak sekolah, komite sekolah dan pedagang di lingkungan sekolah. Kepada siswa diwajibkan untuk membawa tempat makan dan tempat minum sendiri. Sehingga tidak lagi menghasilkan sampah dari jajanan.Tidak sedikit kendala yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Namun berkat kerjasama semua pihak, akhirnya program tersebut sudah menjadi karakter seluruh penghuni sekolah. Motto yang digunakan adalah “Buanglah Sampah Dengan Tempatnya” karena sekolah tidak menyediakan tempat sampah di depan kelas.

Sebelum mengenal program Gerakan Sekolah Menyenangkan, SDN Saga VI masih menerapkan sanksi bagi siswa yang melanggar peraturan. Menghilangkan kata hukuman, pihak sekolah mengganti dengan sebuah konsekuensi yang harus diterima siswa jika melakukan pelanggaran. Program GSM menjadikan SDN Saga VI menjadi Sekolah Ramah Anak dengan semboyan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun). Hal tersebut terlihat dari interaksi keseharian siswa dan guru, guru dan kepala sekolah, juga sekolah dan lingkungan sekitar.

Kegiatan selanjutnya adalah observasi peserta workshop dengan berkeliling sekolah. Mengamati pembelajaran di kelas, juga melakukan sesi wawancara dengan pihak sekolah dan siswa. Hal yang paling mendasar dari keseluruhan program tersebut adalah bagaimana menjadikan sekolah menjadi tempat yang nyaman untuk belajar siswa, nyaman untuk guru melaksanakan tugas pokoknya, juga nyaman untuk para orang tua menitipkan putra-putrinya untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan lebih humanis.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post