Siti Maspupah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

JANGAN DIBACA

Bagian 2

SEMAKIN CINTA (tanpa syarat)

Setelah aku turun dari angkot 02B, aku langsung melihat ke kiri dan ke kanan. Tidak terlalu banyak perubahan pada ruko-ruko (rumah toko) yang ada di sekitar jln. Hos Cokroaminoto. Tampak masih seperti 6 atau 7 tahun kebelakang.

Toko yang langsung dituju yaitu toko sepatu. Sebut saja toko "A". Seperti biasanya (kira2 5 thn yang lalu), beberapa pelayan menghampiriku dan bertanya

"Teh peryogi naon?". Dan aku jawab "Ah engga, cuma lihat2 saja".

Dalam hati bergumam 'masih sama ya pertanyaan dgn 5 tahun yang lalu'.

Berikutnya, kuputuskan menyebrang dari toko "A" tadi, ke sebelah kiri dan masuk ke toko baju, sebut saja toko "S".Ketika masuk ke toko baju itu, aku lihat 'lay out' toko tersebut masih sama kira2 10 tahun bahkan mungkin 20 thn yang lalu. Karena biasanya dulu sering banget ke toko "S" ini waktu SMA (beuh dah tua ya ternyata). Tidak aya yang berubah dari tata letak hanger baju, etalase, tempat penitipan barang, kasir. Persis banget tempatnya masih di situ. Mungkin yang berbeda para gadis cantik sang pramuniaga yang sudah regeneresasi.

Setelah cukup berkeliling-keliling di toko "S" ini, akhirnya kuputuskan meninggalkannya, karena barang yang aku cari tidak ada. Bahkan ketika aku menanyakan

"Neng ada baju ukuran M dgn model ini ada ga?".

Sang pramuniaga yg cukup seksi tsbt menjawab

"Tunggu ya bu dicari dulu".

Aku menunggu untuk beberapa saat. Karena sudah merasa sangat lama, aku bertanya lagi,

"Neng gmn ada ga baju teh?"

Dengan nada agak sedikit kecewa karena lama menunggu. Sampai akhirnya aku keluar dari toko tsbt, si eneng sang pramuniaga tidak 'nongol2'.

Aku putuskan mencari toko lain untuk mencari barang dimaksud.Sambil mikir harus ke toko mana lagi.

Aku masuk ke toko Mas yg lumayan ternama di kotaku ini. Sebut saja Toko Mas "I". Tidak bermaksud membeli, hanya 'window shopping' saja. Masih sama pemandangan yang kulihat. Tata letak, etalase, posisi kasir masih persis sama ketika waktu aku masih 'fall in love' dgn perhiasaan Mas, ya kira2 9 thn yang lalu. Dan yang lebih spektakuler pelayanannya masih 'standar'. Tidak menyapa konsumen dengan ramah mungkin lebih ekstrim lg 'judes' (walau tidak semua). Dan yang penting 'there is no something special' dan tidak ada alasan kuat untuk balik lagi ke toko tsbt (apalagi tidak punya uang qi...qi...).

Karena memang bukan tujuan utama mencari perhiasan Mas,aku melanjutkan perjalananku ke toko baju bebi. Sebut saja toko "F". Aku melihat di sekeliling toko itu. Temuan samapun masih terjadi di toko ini. Si 'Enci' yang empunya tetep awet muda. Pakaian bayinya juga ya bgitu saja karena memang bgitu pakaian bayi 'mah'. Dan aku memutuskan membeli beberapa pakaian bayi. Jelas bukan untukku karenan aku tidak sedang mempunyai bayi kecil. Aku membelinya untuk dijadikan kado karena beberapa teman dan tetangga yg melahirkan. Aku baru sadar ternyata para pelayan nyaris baru semua.

"Neng si teteh yang sebelah sini kamana" tanyaku.

"Tos teu aya bu, tos lami" jawab si eneng yg tetep sibuk melayani pelanggan tanpa melihat ke arahku.

Aku menghela nafas panjang dan menelan ludahku. Gemes, kecewa dan sedih. Kenapa pelayanannya masih begitu. Saya yakin itu lulusan SMA atau bahkan SMK. Yang justru lulusan SMk harusnya siap kerja dan tahu cara memberikan pelayanan yg optimal. Atau jangan2 tidak pernah diberikan trening/pelatihan cara melayani konsumen (walau sebenarnya kalau jurusan Pemasaran atau sejenisnya tentu dipelajari).

Ini sudah abad 21. Perdagangan bebas dimulai dengan pelayanan yang sangat memuaskan. 'On line shop' berjamuran dengan menawarkan berbagai macam kemudahan. Dengan 'browsing' internet, kita dapat memilih barang yang kita mau. Dengan transaksi cukup klik melalui M-Banking semua bisa dilakukan di rumah atau dimana saja kita berada.

Apakah masih tetap akan menganut sistim tradisional yang siap2 akan tergeser dengan zaman, atau akan "move on' dan beradaptasi dengan keadaan?.

Walaupun KAU (Cianjur) bgitu adanya. Aku bangga padamu, aku tetap mencintaimu TANPA SYARAT.

Hanya jika, andaikan boleh meminta. Buat, optimalkan sumber daya dengan caramu. Saya punya optimisme yang sangat besar, dengan KEBIJAKAN yang dipunya. Kota yang terkenal dengan manisan ini, bukan hanya Insfrastruktur yang lebih baik tetapi juga SDM yang siap bersaing.

Bersambung#Besok_edisi_terakhir#aku_tetap_padamuh

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aku bangga padamu (Cianjur), aku tetap mencintaimu TANPA SYARAT. Kota kesayangan ya Bu Siti.

04 May
Balas

jangan-jangan pak Yuda orang kota Tauco nich

06 May

eh pak Yuda. Trm Kasih apresiasinya.

06 May
Balas



search

New Post