Iif Sarifah

Seorang guru madrasah yang mencoba berkarya dan berprestasi tuk bangsa dan negara...

Selengkapnya
Navigasi Web
Episode Hidup
(Tantangan hari ke-1)

Episode Hidup

Setiap orang memiliki episode kehidupan yang berbeda-beda. Masing-masing memiliki cerita yang menarik tentang kehidupannya. Ada yang bergelimang harta, pangkat dan jabatan, dan kegembiraan yang membuat semuanya tampak sempurna. Ada pula cerita yang sebaliknya, begitu miris dan mengenaskan. Akan tetapi kehidupan ini seperti roda berputar. Semua serba mungkin untuk berubah. Yang tampak bahagia, belum tentu tanpa masalah. Yang tampak sedih, belum tentu tak pernah bahagia. Begitulah mungkin cara Allah agar kita selalu belajar dan belajar tentang kehidupan dari kehidupan masing-masing makhluk-Nya.

Begitupun episode hidup yang harus aku jalani.Bermula dari rutinitas sehari-hari, babak baru dalam hidupku dimulai. Saat kawan-kawan begitu semangat gegap gempita menulis puluhan kali memenuhi tantangan demi tantangan, aku harus berkutat dengan berbagai pengobatan. Saat kawan-kawan lain begitu antusias mengikuti berbagai latihan dan workshop, aku hanya mampu menyimak lewat grup bersama.

Tiada firasat apapun saat aku berangkat kerja hari itu. Seperti biasa, aku berangkat kerja dengan menggunakan jasa ojek karena tak bisa naik motor/sepeda. Rute pintas yang dilalui memang ada sebuah tanjakan di sebuah gang sempit. Itu satu-satunya jalan pintas tercepat. Awalnya tak ada masalah. Tiba-tiba saat melalui tanjakan, baru pertengahan, motornya langsung mau merosot turun, spontan aku lompat turun dan menahan motor itu lalu mendorongnya ke atas. Aku lakukan spontanitas karena aku pernah trauma tertimpa motor ojek juga di tempat itu. Saat itu diurut sakit sekali dan tak cukup sekali urut. Setelah kejadian kedua itu, aku tak merasakan apa pun. Di sekolah pun biasa saja.

Kejutane datang esok harinya. Aku tak bisa menggerakkan tubuhku untuk bangun dan duduk. Bagian pinggangku terasa kaku. Aku coba paksakan, tapi sakit menyengat. Aku pun panik, menangis, pikiran-pikiran buruk terlintas, membuatku bertambah panik dan menangis. Bagaimana kalau aku tak bisa bangun? Bagaimana kalau aku tak bisa bekerja? Siapa yang akan mengurus ibu dan putriku? Apa seumur hidup aku akan menyusahkan orang? Pertanyaan-pertanyaan itu menakutiku. Aku teriak memanggil ibuku dan minta tolong dicarikan tukang urut. Alhamdulillah, bada subuh, tukang urut masih di rumah, belum berangkat mengurut di tempat lain. Setelah diurut, barulah aku bisa bergerak, duduk dan beraktivitas, meski masih harus perlahan-lahan. Ada terselip rasa kesal kepada Abang ojek itu, yang dengan percaya dirinya sanggup melewati tanjakan, saat aku ingatkan. Akan tetapi, kembali lagi terngiang nasihat salah seorang guru ngajiku. Sehat itu dari hati. Maafkan kesalahan orang karena itu akan menyehatkan kita. Semua kejadian terjadi atas izin-Nya, tidak ada yang kebetulan. Semua sudah terukur dan demi kebaikan kita sendiri. Kini, aku menyadari bahwa setiap detik kesehatan yang Allah berikan begitu berharga. Aku bersyukur bahwa aku masih bisa beraktivitas kembali.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Super Bu

26 Feb
Balas

Terima kasih, Pak. Alhamdulillah

26 Feb

Memaafkan menjadi tips untuk sehat ya Bun. Sip ulasannya.

31 Jul
Balas



search

New Post