Iif Sarifah

Seorang guru madrasah yang mencoba berkarya dan berprestasi tuk bangsa dan negara...

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengasah Ilmu dengan Menulis

Setiap kita mengajar, tentu kita tak asing lagi melihat tulisan. Menulis memang sudah akrab dengan dunia kita, dunia para guru. Akan tetapi, masih jarang sekali guru yang mau menuliskan ide dan pikirannya dalam bentuk yang dapat dipublikasikan kepada publik. Bahkan ada yang berpendapat bahwa menulis sebuah opini, artikel, atau sastra hanyalah tugas guru bahasa Indonesia. Padahal, kegiatan menulis dilakukan semua guru. Seorang guru bahasa Indonesiapun yang sehari-harinya bergelut dengan segala sesuatu yang terdapat dalam bahasa Indonesia juga tak luput dari kesalahan berbahasa. Bukankah sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga?Bagi sebagian orang yang telah memahami dunia guru dan telah menjalani dunia menulis, tentu ia dapat merasakan manfaat besar menulis. Bagi seorang guru bahasa Indonesia, menulis bukan hanya menuangkan ide dalam bentuk kalimat yang mudah dipahami publik. Melalui tulisan, ia belajar kembali mengasah keterampilan berbahasanya seperti memilih kata, ejaan, dan gaya bahasa yang komunikatif. Bentuk tulisan yang dapat dipilihpun beragam, mulai dari opini, artikel, cerita pendek (cerpen), dongeng, puisi, atau pantun. Mungkin bagi sebagian orang, dongeng atau cerpen adalah tulisan-tulisan yang tak berarti. Mereka cenderung menyukai tokoh-tokoh heroik luar negeri. Boleh-boleh saja kita menyukai tokoh-tokoh heroik luar negeri, tetapi jangan melupakan dongeng warisan budaya bangsa kita dan cerpen-cerpen karya anak bangsa. Justru sebenarnya, dongeng dan cerpen merupakan media yang paling efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak, remaja, dan dewasa tanpa mereka merasa digurui. Kita dapat menyesuaikan bentuk dan isi dongeng serta cerpen tersebut dengan keadaan orang yang kita hadapi. Kita dapat memilih dongeng atau cerpen apa yang sesuai dengan anak-anak, remaja, atau dewasa. Kita dapat menggunakan dongeng atau cerpen yang sudah ada atau kita lebih kreatif menciptakan dongeng atau cerpen sesuai dengan tema yang akan kita berikan kepada mereka dan tujuan kita memberikan dongeng atau cerpen tersebut.Untuk lingkungan madrasah, bentuk dan isi dongeng serta cerpen hasil karya kita dapat dibuat lebih islami. Kita juga dapat menyisipkan kisah-kisah teladan dari cerita kepahlawanan, orang-orang saleh, atau kisah para nabi dalam dongeng atau cerpen tersebut. Dengan demikian, dongeng dan cerpenpun dapat dijadikan media dakwah yang efektif dan menyenangkan. Hal ini tentu saja sangat menuntut kita untuk menulis. Bukan hanya bagi guru bahasa Indonesia, melainkan juga bagi guru bidang studi lainnya. Dengan menulis, kita dapat lebih memahami materi-materi pelajaran yang kita ajarkan dan mempelajari kembali materi-materi pelajaran yang terlupa. Kita dapat memulainya dengan bentuk dan kalimat-kalimat yang sederhana. Dengan menulis, kita dapat berdakwah melalui ilmu dan tulisan karya kita sendiri.Contoh sederhana, seorang teman yang ingin sekali belajar bahasa asing, kebetulan waktu itu yang ingin dia kuasai adalah bahasa Inggris. Jangankan untuk kursus bahasa Inggris, untuk membeli kamus bahasa Inggrispun dia tak mampu. Kemauannya yang kuat membuatnya selalu rajin bertanya kepada guru bahasa Inggrisnya, lalu ia menuliskan makna kata bahasa Inggris tersebut ke dalam buku tulisnya. Dia tidak menghafalnya, tetapi ia sering membuka buku tulis itu. Secara tidak langsung ia membacanya. Sedikit demi sedikit, iapun mulai menguasai kosakata bahasa Inggris tersebut. Dia juga mulai mencoba mengubah sebuah pantun berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris, lama-lama ia mengubah puisi, bahkan cerpen berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Jika ia menemui kesulitan, ia tak pernah malu bertanya kepada teman yang mahir berbahasa Inggris atau memiliki kamus bahasa Inggris. Akhirnya, iapun mencoba tantangan yang lebih sulit. Ia coba menerjemahkan sebuah dongeng berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Hasilnya, ia bisa berbahasa Inggris tanpa kursus. Mungkin ini yang disebut ala bisa karena biasa.Teman tersebut berhasil menguasai bahasa Inggris diawali dengan menulis kata-kata. Ilmu seorang gurupun akan semakin terasah dengan menulis. Bukankah jika harta dibagikan akan habis, jika ilmu dibagikan akan semakin paham? Jika kita membagi ilmu kepada siswa sendiri, kita akan lebih memahami ilmu kita. Apalagi jika disebarluaskan kepada publik, bukan tak mungkin kita semakin lebih paham? Bukankah hal itu akan meningkatkan kualitas mengajar kita? Tentu saja sekaligus meningkatkan kualitas siswa yang kita didik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sharing ilmu InsyaAlloh manfaat berlipat ya Bun. Salam sehat dan sukses selalu.

31 Jul
Balas



search

New Post