IIS ISNAENI

Khairunnas anfauhum linnas. Istri. Ibu. Guru....

Selengkapnya
Navigasi Web
ASSET-BASED APPROACH MENEMUKENALI KEKUATAN KOMUNITAS SEKOLAH
Guru, Murid, dan Ruang Publik sebagai Komunitas Sekolah.

ASSET-BASED APPROACH MENEMUKENALI KEKUATAN KOMUNITAS SEKOLAH

Kekayaan bukan milik siapa yang mempunyai, tetapi milik siapa yang menikmati.” – Benjamin Franklin.

Kutipan di atas sepertinya sesuai dengan bahasan pengelolaan sumber daya. Sebab ketika sumber daya dimanfaatkan dengan pendekatan aset, maka tentu saja akan menjadi kekayaan yang akan dinikmati bersama.

SEKOLAH SEBAGAI KOMUNITAS

Sekolah diibaratkan menjadi sebuah komunitas yang terdiri dari elemen hidup (biotik) dan elemen tak hidup (abiotik). Kedua elemen tersebut bersatu padu dalam alunan irama kolaborasi dan bersinergi menciptakan sebuah keharmonisasian dalam sebuah komunitas. Elemen biotik dalam komunitas sekolah terdiri atas: murid, kepala sekolah, guru, staf/tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua, masyarakat sekitar sekolah, dinas terkait, dan pemerintah daerah. Sedangkan elemen abiotik terdiri atas keuangan, sarana prasarana, dan lingkungan alam.

Sekolah sebagai sebuah komunitas sudah seharusnya mampu menjaga eksistensi dan kebermanfaatannya dalam konstelasi pendidikan. Sekolah sebagai ujung tombak peradaban bangsa yang terdidik dan mampu berdinamika dengan perkembangan zaman.

KEKUATAN (ASET) SEKOLAH DALAM PENENTU KUALITAS PEMBELAJARAN

Mengelola sumber daya yang perlu diperhatikan adalah modal (kekuatan) yang dimiliki. Green dan Haines (akses LMS PGP), memetakan tujuh aset utama sebagai modal utama yaitu: modal manusia, modal sosial, modal politik, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal agama dan budaya, dan modal finansial.

Kemudian langkah selanjutnya adalah ketepatan berpikir dalam mengelola kekuatan atau aset yang dimiliki tentu saya idealnya menggunakan paradigma pendekatan berpikir kekuatan (asset-based approach). Melihat sumber daya yang dimiliki menjadi kekuatan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya secara maksimal untuk mecapai hasil yang optimal.

Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. (akses LMS PGP)

Pemimpin pembelajaran dalam hal ini guru sebagai implemetator terciptanya kelas yang nyaman dan menyenangkan bagi murid tentu saja harus memahami betul cara mengelola kelas yang baik. Memikirkan setiap sudut ruang dan pengisinya yang akan saling melengkapi dan berintegrasi dalam harmoni kolaborasi. Sehingga muara dari itu semua adalah kualitas pembelajaran yang baik dan mengantarkan murid pada gerbang selamat dan bahagianya.

Murid sebagai aset dalam pembelajaran yang beragam, unik, dan memiliki kekhasan masing-masing perlu ditemukenali potensinya agar dapat tumbuh dan berkembang di jalur kompetensinya. Sebab kadangkala atau bahkan kebanyakan guru masih memandang murid “cerewet” atau “keras kepala” sebagai sebuah kekurangan. Namun jika guru memakai pendekatan berpikir berbasis aset maka ia akan melihat murid “cerewet” sebagai murid yang pandai berkomunikasi dan percaya diri, kemudian murid “keras kepala” sebagai murid yang teguh pendirian. Selama masih di koridor tidak merugikan orang lain, masih menjaga norma dan etika tidak ada yang salah dengan keunikan murid tersebut. Namun guru dapat terus memoles keunikan murid tersebut menjadi lebih baik, utuh sebagai insan bahagia dan selamat.

HUBUNGAN ANTAR MODUL

Sekolah sebagai sebuah komunitas pendidikan dan pembelajaran haruslah tumbuh sehat dan tangguh. Bank of I.D.E.A.S (akses dalam LMS PGP) menyebut bahwa karakteristik komunitas yang sehat dan resilien adalah sebagai berikut:

Mempraktikkan dialog berkelanjutan dan partisipasi anggota masyarakat. Menumbuhkan komitmen terhadap tempat, Membangun koneksi dan kolaborasi, Mengenal dirinya sendiri dan membangun aset yang ada, Membentuk masa depannya, Bertindak dengan obsesi ide dan peluang, Merangkul perubahan dan bertanggung jawab, Menghasilkan kepemimpinan.

Pengelolaan sumber daya dengan pendekatan berbasis aset ini juga digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) yang percaya setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Sebagai pengelola guru harus memiliki visi dan paradigma dalam mengaktualisasikan pembelajaran yang berpihak pada murid. Pembelajaran tersebut memadukan diferensiasi dan sosial emosional yang berpegang teguh pada kebutuhan murid.

REFLEKSI PERUBAHAN

Sebelum mempelajari modul dalam PGP ini saya sering berpikir berbasis kekurangan terlebih jika menghadapi permasalahan berkaitan dengan murid dan kegiatan yang kekurangan dana di sekolah. Namun seiring dengan mempelajari modul dalam PGP saya sadar benar ternyata memang berpikir deficit-based melelahkan dan pesimis. Justru berpikir aset atau optimalisasi potensi yang ada harus digaungkan dalam aplikasi pengelolaan sumber daya di sekolah. Pikiran positif yang bersinergi dengan energi positif tentunya akan menghasilkan aksi yang positif juga. Maka sikap optimistis dalam menemukan jalan mewujudkan visi pun kiranya akan terbuka lebar dan lapang.

Menyitir kalimat penyemangat dari filsuf Rene Descartes, “Cogito Ergo Sum: Aku berpikir maka aku ada.” Selama kita terus menjadi pemikir, maka eksistensi dan kebermanfaatan kita untuk sesama juga terjaga. Salam sehat, bahagia, dan penuh cinta.*isn*

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post