IIS ISNAENI

Khairunnas anfauhum linnas. Istri. Ibu. Guru....

Selengkapnya
Navigasi Web
DEMOKRATISASI BELAJAR DARI MURID, OLEH MURID, UNTUK MURID MELALUI PROGRAM YANG BERDAMPAK
“Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.”

DEMOKRATISASI BELAJAR DARI MURID, OLEH MURID, UNTUK MURID MELALUI PROGRAM YANG BERDAMPAK

“Guru kencing berdiri, murid kencing berlari.”

Peribahasa lama yang tak lekang oleh waktu, sarat makna mendalam yang terus menyertai dunia pendidikan sepanjang zaman. Guru sebagai sosok yang digugu dan ditiru harus bisa menjaga setiap tindakan dan ucapan. Seperti halnya orang tua dengan anaknya yang menjadi peniru ulung. Segala tindak tanduk akan dengan mudah diikuti oleh anak. Lantas masihkah guru juga dapat bertindak seenaknya atas dasar kehendaknya atau mengatasnamakan hak asasi?

Kepemimpinan Murid (Student Agency)

Sebenarnya istilah student agency tidak ada padanan kata yang amat tepat dalam kamus Bahasa Indonesia. Hanya merujuk pada kata agency sendiri yang berarti kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya. Sehingga ketika sifat “agency” tersebut sudah terdapat dalam diri murid maka bisa dipastikan murid memiliki kapasitas pemimpin. Oleh karenya, student agency diartikan sebagai kepemimpinan murid.

Bandura (dalam LMS PGP, 2023) juga mengatakan bahwa ada empat sifat inti dari human agency, yang dalam modul ini kita singkat dengan akronim IVAR untuk memudahkan mengingat, yaitu:

1. I - Intensi = Kesengajaan (intentionality). Seseorang yang memiliki agency bukan hanya memiliki sekedar niat, tetapi di dalam niat mereka sudah termasuk rencana tindakan dan strategi untuk mewujudkannya.

2. V - Visi = Pemikiran ke depan (forethought). Pemikiran ke depan di sini bukan hanya sekedar rencana yang mengarahkan masa depan.

3. A - Aksi = Kereaktifan-diri (self-reactiveness). Seseorang yang memiliki agency, bukan hanya seorang perencana dan pemikir ke depan.

4. R - Refleksi = Kereflektifan-diri (self-reflectiveness). Seseorang yang memiliki agency akan memiliki kesadaran yang baik akan fungsi dirinya.

Kepemimpinan murid memperhatikan tiga unsur utama, yaitu: Suara (Voice), Pilihan (Choice), dan Kepemilikan (Ownership). Ketiga hal tersebut saling berkaitan dan terintegrasi dalam proses menumbuhkembangkan kepemimpinan murid secara utuh. Murid mendemonstrasikan “student agency” ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. (dalam LMS PGP, 2023)

Lingkungan Pendukung Student Agency

Dalam proses menumbuhkembangkan kepemimpinan murid tentu saja faktor lingkungan sangat berpengaruh. Lingkungan positif mampu mendukung proses pengembangan kepemimpinan murid yang positif pula.

Menyadur apa yang disampaikan oleh Noble, maka lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, di antaranya adalah:

1. Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.

2. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana.

3. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya.

4. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

5. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.

6. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.

7. Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan. (dalam LMS PGP, 2023)

Peran Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Student Agency

Murid dalam kehidupannya berada dalam sebuah komunitas. Komunitas tersebut bahkan lebih dari satu, artinya murid melintasi tiap komunitas. Sehingga komunitas tersebut berperan penting dalam proses menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.

Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid ‘berada’ dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada:

1. Komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri orang tua, kakak, adik, pengasuh, dsb)

2. Komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya dapat terdiri teman sesama murid, guru)

3. Komunitas sekolah (anggotanya dapat terdiri dari kepala sekolah, pustakawan, penjaga sekolah, laboran, penjaga keamanan, tenaga kebersihan, petugas kantin, dsb)

4. Komunitas sekitar sekolah (anggotanya dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakat (dalam LMS PGP, 2023)

Komunitas-komunitas yang hadir dalam kehidupan murid merupakan sebuah konstelasi pendidikan bagi murid untuk menumbuhkembangkan kepemimpinannya. Artinya semua komunitas perlu mendukung dan kondusif menyediakan suaka untuk murid mengembangkan student agency sesuai kodratnya.

Guru sebagai Fasilitator Student Agency

Puncaknya adalah peran seorang guru dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Semua proses pembelajaran yang berpihak pada murid perlu ditunjang oleh kegiatan yang terprogram dengan baik. Program yang mampu memberikan dampak positif pada murid secara holistik. Merangkul seluruh aspek kepemimpinan murid meliputi suara, pilihan, dan kepemilikan. Singkatnya akan lahir sebuah demokratisasi belajar yang berpihak pada murid. Berasal dari murid, dilakukan oleh murid, dan kebermanfaatannya dirasakan sendiri oleh murid.

Guru sebagai fasilitator harus terlebih dahulu memberikan rasa percaya. Percaya pada kemampuan murid dan potensi yang dimilikinya dengan mengurangi kontrol pribadi dengan asumsi ketidakpercayaan pada ketidakberdayaan murid. Percaya juga untuk belajar memerdekakan murid dalam meraih pendidikannya sesuai kebutuhan belajarnya. Guru hanya harus memfasilitasi, mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap di jalur kodrat, konteks dan kebutuhannya.

Guru memantau perkembangan murid dan senantiasa memberikan keleluasaan pada murid untuk belajar mandiri mengelola pembelajarannya. Bahkan pemerintah dengan program Profil Pelajar Pancasila memberikan harapan penuh pada pendidik bangsa untuk dapat menelurkan generasi-generasi emas pembangun bangsa yang bahagia lahir batin serta memiliki sifat kepemimpinan murid (student agency). Sehingga sudah sepantasnya seorang guru mampu dengan baik mengemban amanah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dalam alinea keempat, “…mencerdaskan kehidupan bangsa…”.

Hal tersebut sepertinya memang sulit dilakukan terlebih kemajuan dan hiruk pikuknya era saat ini. Selain itu, mungkin masih banyaknya pertentangan generasi konvensional yang masih menerapkan pembelajaran era dulu dan memunculkan anggapan bahwa system pendidikan saat ini tidak relevan. Namun hal tersebut adalah tantangan bagi bersama. Tantangan tersebut bisa menjadi sesuatu yang layak terwujud jika semua pihak yang bergerak dalam perjuangan ranah pendidikan bersatu padu dengan satu pandangan. Visi untuk mengantarkan murid menuju gerbang selamat dan bahagia sesuai kodratnya. Jadi haruskah guru melakukan perubahan positif? Salam sehat, bahagia, dan penuh cinta untuk seluruh guru nusantara yang mengabdi untuk mencerdaskan anak-anak pertiwi ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post