Iis Nuraeni, M.Pd

Kepala SMPN 12 Kota Cirebon ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PUISI: REALITAS YANG TERBAGI

PUISI: REALITAS YANG TERBAGI

Mungkin sebagian besar orang menganggap menulis puisi adalah pekerjaan sia-sia tanpa makna. Mungkin pula ada yang beranggapan puisi adalah ekspresi lebay penulisnya yang sering kali baper oleh hal-hal yang tidak dianggap penting. Bahkan mungkin pula ada yang menganggap puisi adalah hal yang “menakutkan” karena ditulis hanya pada saat jatuh cinta, putus cinta, atau frustasi seperti halnya ilustrasi pada film-film Bollywood. Sungguh tragis nasib puisi sebagai salah satu genre sastra jika sebagian besar dari kita menganggapnya seperti itu.

Puisi adalah karya yang oleh kebanyakan orang hanya dianggap mewakili perasaan subjektif penulisnya saja. Puisi bahkan dianggap tulisan yang “aneh tapi nyata” hingga maknanya dianggap rahasia, ghaib, dan sulit dimengerti. Berbagai anggapan inilah yang akhirnya melahirkan pandangan bahwa puisi tak memiliki kebermaknaan dan kualitas dalam kehidupan, padahal puisi lahir dari peradaban dan realitas kehidupan yang dikemas dalam tulisan yang tidak biasa.

Amir Hamzah, seorang penyair besar bahkan ditakuti penjajah Belanda karena ketajaman penanya dikhawatirkan mampu menggerakkan rakyat Indonesia untuk melawan pemerintah kolonial Belanda saat itu. Seorang Chairil Anwar bahkan mampu memotret perjuangan rakyat Indonesia melalui puisi “Krawang-Bekasi”nya yang sangat fenomenal dan dikenal seantero jagat. Bukankah itu menjadi bukti bahwa puisi bukan hanya berbicara diranah fiksi dan imajinasi yang tak mampu memberikan andil pada realitas peradaban yang terjadi di sekelilingnya?

Mari kita simak kutipan puisi Taufik Ismail berikut ini.

KEMBALIKAN INDONESIA PADAKU

Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga, Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat, sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, yang menyala bergantian,

Hari depan Indonesia adalah pertandingan pingpong siang malam dengan bolayang bentuknya seperti telur angsa,

Hari depan Indonesia adalah pulau Jawa yang tenggelam karena seratus juta penduduknya,

Kembalikan Indonesia padaku

Puisi tersebut lahir dari sastrawan besar Taufik Ismail yang memotret negerinya dari kacamata seorang penyair. Puisi yang mendeskripsikan realitas yang terjadi di tanah air kita yang penuh dengan luka, ketidakadilan, dan kemiskinan. Jika kita membaca puisi tersebut jelas sekali bahwa imajinasi dan diksi dalam puisi menjadi sebuah senjata yang melahirkan karya berdasarkan realitas yang terjadi. Puisi tersebut jauh dari sebutan lebay atau pun baper yang selama ini melekat pada puisi. Puisi itu mampu mendeskripsikan realitas yang terjadi tanpa kalimat yang terbata-bata. Pendeskripsian unik yang hanya dapat diakui nurani secara jujur.

Karenanya dapat kita pahami bersama bahwa puisi adalah produk tulisan yang padat makna, tidak hanya berisi hasrat dan cita-cita, tetapi juga mengungkapkan pandangan hidup, prinsip, dan doktin yang tidak memaksakan kehendak. Puisi ditakdirkan untuk menjadi produk tulisan yang mengubah dunia dengan watak yang imajinatif dan estetis. Puisi adalah ekspresi perasaan penulisnya yang buhan hanya menampilkan wajah tanpa makna. Bukan pula hanya sebatis larikan kata-kata yang membentuk bait. Bukan juga indah hanya karena ketertataan aklimat. Tetapi ia mengekspresikan jiwa kesemestaan dengan menggunakan kata padat makna yang penuh kecermatan.

Puisi menjadi motivasi dan pembelajaran bagi kehidupan. Ia tak hanya hidup di alam imajiner. Ia adalah senjata penuh makna yang dapat menghasilkan citra mental pembangun karakter dan menjadi kekuatan ide. Oleh karenanya, pandangan terhadap karya puisi yang hanya dianggap sebagai karya imajinasi dan khayal semata akan mencederai makna sebuah karya sastra sebab puisi adalah realitas yang melahirkan realitas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

terima kasih

14 Oct
Balas

siletnya masih perlu di asah bu

16 Oct
Balas

Mantap.... Tajam.... Setajam silet...

15 Oct
Balas

Wow keren. Analisis yang tajam. Puisi adalah realitas yang melahirkan realitas. Ini dia

14 Oct
Balas

wow komen yg keren! hehe

16 Oct

Luar biasa bu...

14 Oct
Balas

Bahkan sebagian kalangan menganggap menulis puisi adalah kegiatan menulis yang paling mudah. Sikap ini yang pada gilirannya melahirkan puisi yang gagal.

14 Oct
Balas

puisi yg gagal total?

16 Oct

Mantap...

14 Oct
Balas

makasih

16 Oct



search

New Post