SEPEREMPAT PAGI
Menyambut fajar yang terlambat bangun
menuliskan cinta di udara yang masih hampa
embun masih terlelap di ujung rerumputan
ada riak-riak rindu pada matanya yang masih terlihat mengantuk
diusapnya kening mentari sepagi ini
berharap waktu akan membalas gelisah dibahumu
Andai pagi ini bentangan jalanan bisa mengeja namamu
aku ingin menepi sejenak pada rindang pedestrian berharap rindu tak lagi berserakan di seperempatnya pagi
Cipali, 16 Okt 2017
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
hehe....iya efeknya begitu bu
Bu iis puisinya membuat rindu semakin rindu