Pagi terasa suram, mendung bergayut mengirim hujan. Setitik lara masih terasa berdenyut direlung jiwa. Penyesalan tentang sebuah pertemuan nyatanya masih meraja. Aku dan kamu nyatanya tak berakhir menjadi kita. Mengubur mimpi yang terserak, tak akan pernah bersatu dan indah seperti awalnya.

Sudut taman kota menjadi saksi. Tentang janji untuk saling melengkapi. Seiring sejalan menapaki dunia. Berbagi pahit manis rasa yang ada. Namun nyatanya semua harus berakhir. Bukan bahagia namun derita yang suguhkan diakhir perpisahan. Egomu melarangku pergi namun hatimu telah terbagi. Aku menepi, mundur untuk menata kepingan hati.

“Arjuna menanyakan kabarmu” bisik Saskia sahabatku. Aku sibuk memainkan gawaiku sambil menikmati secangkir kopi. Entah bijak atau tidak mendatangi acara ini. Kulihat sepasang mata yang redup memandangku dikejauhan. Aneh, hati ini seolah sudah mati. Genggaman hangat membuatku menyunggingkan senyum. Pada suami tersayang yang menemani datang ke reuni ini. Sang mantanpun terluka egonya melihatku move on dan bahagia.