“Sini Diana disampingku!”, ajak Alya sambil memegang tangan Diana agar berdiri di sampingnya.

“Ya, aku memasang mukenah dulu!” sahut Diana sambil berdiri di samping Alya.

Sudah menjadi kebiasaan di Mushalla sejak dahulunya selalu menemptakan anak-anak di saf paling depan, kemudian baru saf ibuk-ibuk. Hal itu dilakukan agar anak-anak bisa dijaga dan tidak ada yang bermain di luar. Jika masih ada yang belum masuk Mushalla, maka mereka akan dipanggil dan disuruh shalat bersama dengan Bapak-bapak dan Ibuk-ibuk lainnya.

Diana, Alya dan teman-temannya sudah berdiri dengan rapi di dalam saf anak-anak, setelah muazzin iqamat.  Imam sudah takbir, diikuti oleh seluruh makmum. Tidak ada kedengaran suara kecuali suara imam.

Entah siapa yang memulai tiba-tiba ada dorongan dari arah Alya yang berdiri disamping Diana, sehingga saf anak-anak terdorong ke samping. Dengan reflek saf yang di sebelah Diana membalas dorongan itu sehingga terjadi dorong-dorongan, syukur tidak sampai terjatuh.

Alya tertawa, tapi ia berusaha untuk tidak bersuara. Alya beranggapan Diana dengan sengaja mendorongnya. Diana pun menyangka Alya dengan sengaja mendorongnya juga. Tidak itu saja, gorden yang menjadi pembatas antara makmum laki-laki dengan makmum perempuan dengan sengaja di tutupkan Alya ke atas kepala Diana.

Diana pun membalas dengan menutupkan kain gorden ke kapala Alya. Kemudian dengan sengaja Alya menarik mukenah Alya. Alya tak mau kalah ia langsung juga menarik dengan keras mukenah Diana. Mereka bercanda tanpa ada suara yang keluar, karena takut kedengaran. Tapi walaupun tidak bersuara tapi kelakarnya tidak kalah sengitnya dan tidak mau berhenti.