PUSTAKAKU SAYANG

Semasa masih dibangku perkuliahan perpustakaan merupakan suatu tempat favotite bagiku karena disana bisa berjam-jam menghabiskan waktu untuk membaca dan membuat tugas-tugas. Jika tugas telah selesai maka aku akan melirik buku sastra yang belum sempat kubaca. Membaca karngan sastra karya penulis zaman dahulu sangat menarik bagiku. Serasa berkelana ke negeri luar sambil mempelajari peradaban yang ada pada zaman itu. Hal itu sangat berkesan bagiku sehingga sampai akhir perkuliahan aku membuat tugas akhir dengan penelitian buku. Karena itu penelitian buku lebih membuatku terbenam lebih lama diperpustakaan. Tak puas diperpustakaan kampus berlanjut ke perpustakaan Daerah.

Diperpustakaan daerah lebih asyik lagi karena buku-buku disana lebih banyak dan lebih beragam bacaannya.Sampai selesai wisudapun aku masih menyempatkan diri kesana mengisi waktu luang. Kebiasaan membaca terus terbawa sampai aku berkesempatan untuk mengajar disalah satu madrasah. Madrasah yang idealnya punya ruang yang nyaman untuk membaca dan mempunyai buku yang banyak untuk dibaca oleh peserta didik tidak aku temui di madrasah tempatku mangajar.

Kepala madrasah berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan siswa untuk belajar dan membaca di perpustakaan. Ruangan untuk pustaka tidak ada tersedia, ruang kelaspun belum cukup untuk belajar. Hal ini membuat kepala madrasah dan guru berfikir keras untuk mengadakan pustaka. Bagaimana supaya pustaka tersedia ditempat yang terbatas.

Mau tidak mau pustaka harus diadakan agar siswa bisa membaca buku-buku untuk menambah pengetahuannya. Mereka bisa membaca pada waktu jam istirahat atau sambil menunggu orang tuanya menjemput pulang sekolah.Disulapklah pojok ruang kelas untuk pustaka sebagai pojok baca,teras kelas sebagai tempat baca, dan taman depan madrasah sebagai tempat membaca.

Bermacam model pojok baca dibuat oleh guru atas instruksi kepala madrasah, sampai dilombakan bagi kelas yang mempunyai pojok baca yang paling nyaman. Siswa sangat senang membaca di pojok baca karena bisa mereka lakukan membaca sambil beristirahat seperti bermain rumah-rumahan. Guru dapat memberikan tugas dari membaca buku-buku yang ada di pustaka pojok baca kelas.

Peserta didik harus banyak membaca agar kemampuan literasi mereka terasah dan membaca menjadi suatu hobi yang sudah mendarah daging bagi mereka.Pojok baca yang merupakan pustaka kecil di pojok kelas menjadi tempat duduk-duduk sambil becanda saja awalnya, lama-kelamaan mereka mulai membaca dan melihat-lihat buku yang ada di sana. Hari-hari selanjutnya mereka mencari buku-buku terutama buku cerita.

Setiap jam istirahat siswa telah berkumpul dipojok baca sambil membawa makanan mereka. Makan-makan dan membaca buku sambil becanda dengan teman-temanya.sudah menjadi kebutuhan bagi siswa. Bagi siswa yang ingin membaca di teras kelas juga tersedia buku-buku yang diletakkan dirak-rak buku. Disana juga ada buku-buku yang menarik untuk dibaca. Mereka membaca denga teman-teman sambil makan-makan.

Bagi siswa yang ingin membaca ditaman juga tersedia buku-buku dirak-rak buku. Biasanya mereka membaca ditaman sambil menunggu orang tuanya menjemput sepulang sekolah. Mereka menggunakan waktu untuk membaca buku-buku cerita.Pustaka yang berada dipojok baca yang disediakan guru dan kepala madrasah tidak sia-sia. Di madrasah kami sudah ada dua siswa yang menulis buku dan sudah diterbitkan. Mereka senang sekaligus bangga karena berkat rajin membaca mereka juga bisa menjadi penulis buku cerita.

Biodata Penulis :

Ikrimah,M.Pd

Padang 23 Desember 1973

Wakil kepala Bidang Kurikulum

MIN 4 Kota Padang

[email protected]