Ilam Maolani

Anak Gunung Galunggung dari Kampung Rawa Sindangraja Desa Linggawangi Kec. Leuwisari Kab. Tasikmalaya. Berusaha untuk mewariskan 'keabadian' lewat menulis...

Selengkapnya
Navigasi Web
APAKAH SEKOLAH MASIH DIPERLUKAN?

APAKAH SEKOLAH MASIH DIPERLUKAN?

Dua penyebab adanya sekolah adalah karena orangtua 'sibuk' bekerja di luar rumah dan orangtua tidak memiliki pengetahuan/pemahaman tentang cara mengajar.

Nah kini, kondisi dan situasi efek Corona, banyak orangtua yang Work From Home (otomatis tidak terlalu sibuk, namun agak banyak waktu di rumah) dan 'dipaksa' untuk menjadi guru di rumahnya masing-masing.

Dulu sebelum merebak Corona, orangtua, terutama ibu, secara alamiah menjalankan multiprofesi, sebagai perawat/dokter (jika anak sakit), psikolog (jika anak memiliki masalah), ahli masak (menyediakan buat makan dan minum keluarga), akuntan (mengatur keluar masuk uang nafkah dari suami), guru (ketika ada anak bertanya tentang jawaban PR misalnya), dan lain-lain.

Sekarang ini, khusus orangtua sebagai 'profesi guru', seiring dengan pembelajaran jarak jauh atau daring, intensitas atau frekuensi orangtua di rumah dalam mengawasi dan mengajari anaknya semakin tinggi. Jangan heran ketika anak-anak mengerjakan tugas atau daring dari guru-guru, ujung-ujungnya minta bantuan dan didampingi orangtua dalam pengerjaannya.

Jika fenomena orangtua bekerja di rumah dan pelan-pelan menikmati posisi sebagai guru di rumah, maka masih perlukah anak belajar di sekolah? Tentu jawabannya masih dan pasti sangat perlu. Orangtua memiliki keterbatasan dan kelebihan, guru pun mempunyai keterbatasan dan kelebihan. Maka upaya saling melengkapinya adalah memfungsikan peran orangtua di rumah sebagai madrasatul ula dan guru di sekolah sebagai 'rumah kedua' anak. Dengan demikian, kolaborasi dan sinergitas antara guru dan orangtua di saat Corona justru harus semakin erat.

Kurang pas ada anggapan bahwa enak ya guru bekerja di rumah hanya ngasih tugas dan tugas, sementara anak di rumah semakin terbebani mengerjakan tugas dan orangtua bertambah repot mendampingi anaknya.

Kita meyakini bahwa dibalik musibah biasanya selalu ada hikmah. Ambil hikmahnya dengan cara saling menguatkan, meneguhkan, dan berinteraksi yang semakin erat dalam memposisikan peran masing-masing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post