ILA MAYA SUPRAPTI

Perbarui semangat, membuka diri dan selalu menyaring informasi dengan bijak...

Selengkapnya
Navigasi Web
ANTARA SITI NURBAYA DAN MALIN KUNDANG
Meet Me @TNGP, Jakarta :-)

ANTARA SITI NURBAYA DAN MALIN KUNDANG

Menjadi guru adalah pilihan terakhir cita-cita dalam hidup saya. Cita-cita yang tak popular disaat remaja. Cita-cita yang paling saya inginkan adalah menjadi ilmuwan atau dokter. Tak peduli kemampuan yang cethek. Prinsip saya, gantungkan cita-citamu setinggi langit. Kalaupun cita-cita tak tercapai, gak harus tenggelam juga kedasar lautan. Minimal ada cita-cita cadangan untuk mem-back up rasa sakit jika cita-cita utama tak tercapai.

Tak disangka, hal yang dulu tak pernah saya bayangkan malah kini saya jalani. Menjadi guru. Memang tak sepenuh hati. Seringkali, pekerjaan yang tak dijalani sepenuh hati lebih terasa berat dan menjadi beban bagi kita. Dengan kata lain, keikhlasanlah yang akan membuat semua pekerjaan dan kewajiban terasa ringan.

Hingga suatu kejadian membuat hati saya terbuka. Bahwa pekerjaan yang sedang saya jalani bukanlah pekerjaan remeh temeh. Pekerjaan yang saya jalani adalah pekerjaan terpenting didunia. Karena disini saya membantu anak-anak mengembangkan karakternya. Menjadi rumah kedua untuk berbagi kasih sayang. Dan madrasah kedua setelah pendidikan dalam keluarga mereka.

Seorang siswi kelas 5, ditahun pertama saya mengajar, dijodohkan oleh kedua orang tuanya. Dia akan dinikahkan setelah kenaikan kelas nanti. Tak seperti anak lain, dia anak yang cerdas. Memiliki pemikiran terbuka namun kepatuhan luar biasa pada orang tuanya. Dia selalu ingin tahu tentang keadaan diluar desanya.

Sebisa mungkin saya membantunya berbicara dengan orang tuanya. Dibantu rekan-rekan guru. Namun, orang tuanya tak mau tahu. Hingga akhirnya sang anak menikah. Kesedihan saya luar biasa. Saya seperti guru yang gagal. Bukan gagal meluluskan siswa dengan nilai super. Namun gagal membantu siswa mempertahankan haknya untuk belajar dan mendapat pengajaran sesuai usianya.

Sebuah surat darinya membuat saya berjanji untuk tak membiarkan anak-anak lain mengalami nasib serupa. Dalam suratnya ia berkata, “Bantulah saya, Bu. Agar tak menjadi Siti Nurbaya dan Malin Kundang disaat yang sama seperti cerita yang pernah ibu sampaikan sebelum pulang sekolah”.

Semoga tak ada Sumiati lain.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Gak cuma sedih, tapi mengenaskan. Semoga sekarang sudah tidak ada lagi yang bernasib seperti siti nurbaya

13 Aug
Balas

Makasih, Pak. Saling mendukung dan menyemangati

19 Aug
Balas

Sedih membaca fenomenanya bu.

13 Aug
Balas

thanks tuk comment, saya ikut follow disini,.,., saling support hehehei

13 Aug
Balas



search

New Post