Illah nafilah,s.pd

Berusahalah tuk menjadi lebih baik setiap hari...

Selengkapnya
Navigasi Web
Guru harus Tau dan Mau dulu
lombanovember

Guru harus Tau dan Mau dulu

Ada pepatah dahulu mengatakan "Guru harus lebih tua satu malam". Terasa ganjil memang saat kita membaca pepatah ini, namun hal ini adalah sebuah keniscayaan. Dimana seorang Guru harus terlebih dahulu memahami dan mengerti apa-apa yang hendak diajarkan dan diberikan kepada Peserta didiknya.

Bagaimana mungkin seorang Guru dapat menularkan ilmu dengan baik dan benar, jika Beliau sendiri belum memahaminya?

Jika hal ini terjadi, tentunya ibarat berjalan di dalam gelap malam, tanpa cahaya obor atau cahaya rembulan yang menerangi. Maka semua serba meraba-raba, tidak jelas, buram, kabur, dan bahkan tidak terbayang jalan dan arah mana yang akan di tempuh, bisa saja tercebur kedalam selokan atau parit, atau lembah yang curam. Na'udzubillaah. Bisa dibayangkan jika hal ini terjadi, bagaimana jadinya Peserta didik kita dapat menerima dan memahami suatu ilmu?

Oleh karena itu, jika Peserta didik kita ingin sukses, maka sukseskan diri terlebih dahulu. Bukan berarti kita harus juara dalam segala hal, tetapi sukseskan diri mengalahkan kemalasan dan rasa yang bersemayam dalam jiwa. Rasa enggan untuk tau tentang berbagai hal, terutama ilmu yang akan diberikan kepada siswa siswi kita.

Jadi ada tiga formulasi meningkatkan kompetensi diri yakni tau, mau dan mampu. Yang pertama kita harus mencari tau. Mencari tau tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan ditularkan kepada Peserta didik kita.

Setelah tau, maka tekadkan diri untuk mau. Mau bertanya, mau mencari lebih dalam suatu ilmu, dan mau memberikan dengan porsi terbaik kepada Peserta didik kita. Lalu berusahalah semampunya untuk menularkan dan mengamalkan ilmu yang ada untuk kemajuan mereka agar lebih bermanfaat bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.

Jika para Pendidik memiliki sikap sesuai pepatah ini, Insya Allah keterpurukan pendidikan akibat plandemi selama beberapa tahun belakangan ini, akan bisa teratasi. Bukan hanya bermacam metode mengajar dan cara pembelajaran yang ditambah dan digubah, akan tetapi kemauan dan kerja keras kita sebagai pendidik untuk terus mau mengasah kemampuan dan menajamkan mata hati, agar supaya Peserta didik kita lebih maju dan faham ilmu, sesuai dengan tingkat kecerdasan pada usianya.

Apalagi saat ini, sangat banyak platform digital yang mengajarkan berbagai pengetahuan, dan tentunya sangat berguna sebagai bahan pendalaman berbagai materi yang bisa diakses dan diikuti, dengan tidak meninggalkan tugas utama di dalam kelas. Kita tinggal memilih mana yang bisa diaplikasikan di dalam kelas, dan diberikan kepada Peserta didik kita. Hal ini tentunya akan menambah nilai plus dalam diri, yakni dengan bertambahnya pengetahuan di bidang tertentu.

Jadi jangan batasi diri hanya dengan bacaan satu atau dua buah buku, lalu merasa cukup dan cakap. Sesungguhnya sangat banyak pengetahuan di luar diri dan komunitas kita, jika kita mau mengkasesnya. Apalagi dengan adanya syarat Peningkatan Kompetensi Berkelanjutan (PKB) yang dianjurkan oleh pemerintah, khususnya bagi Guru ASN sebagai syarat kenaikan pangkat pada golongan tertentu. Tentunya dengan mengikuti berbagai pelatihan yang banyak tersebar di Media sosial ini dapat pula menambah nilai angka kredit kita.

Jika hal ini dapat dimengerti dan dilaksakan oleh para Guru, niscaya potensi tersembunyi yang dimiliki oleh Peserta didik kita akan muncul kepermukaan, dan dapat membawa nama instansi yang bersangkutan. Walloohu A'lam.

Profil Penulis

Penulis bernama Illah Nafilah,S.Pd lahir di Indramayu, pada tanggal 22 Maret 1974. Saat ini berdomisili di desa Titian resak Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau dan bertugas sebagai kepala sekolah di SD Negeri 021 Berapit.

Penulis telah memiliki buku solo sebanyak 7 judul antara lain "Ajarkan Aku Menjadi Istri Idaman" (Mediaguru) "Aku Tersungkur di HadapanMu" (Mediaguru), "Bingkai Rindu Sakura ku" (Mediaguru), "Pantun Mutiara Indragiri Hulu"(Mediaguru), "Di Pintu Taubat" (Perruas), "Asiknya Menyanyi Lagu ASEAN" (RK), dan "Ku Relakan Hidup Tanpa Rahim" (Mediaguru).

Penulis juga telah memiliki buku antologi kurang lebih 80 judul yang ditulis bersama rekan-rekan di Media Guru Indonesia, Perkumpulan Rumah Seni Asnur Jakarta, Forum Lingkar Pena Riau, Forum Sastra Hijau Riau, juga mudahmenulis.id, dan Forum Indonesia Mudah menulis

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bu. Insha Allah lolos.

20 Nov
Balas



search

New Post