Ilma Wiryanti

Ilma Wiryanti, mengajar adalah aktivitas sehari-hari saya. Namun saya punya hobi menulis dan berkebun. Hal yang juga menarik minat saya adalah masalah lingkunga...

Selengkapnya
Navigasi Web
H-2 Menuju TNGP 2022, Jalur yang di Tempuh Longsor
Longsor di Luwus akibat hujan deras. sumber Instagram#infodenpasar

H-2 Menuju TNGP 2022, Jalur yang di Tempuh Longsor

Gebyar Temu Nasional Guru Penulis (TNGP) 2022 yang akan berlangsung tanggal 12-13 November di JCC, telah menggema di seantero dunia Media Guru. Kami para penulis yang telah menulis bersama-sama selama beberapa musim ini, namun belum pernah bersemuka. Rindu bertemu sungguh tak tertahankan. Di dunia maya kami sudah saling mengenal dan memotivasi dengan akrab bahkan seolah sudah bertemuan langsung. Kekeluargaan dan persaudaraan yang terbina begitu indah dan tulus.

Dorongan bertemu untuk bersilaturahmi sudah memuncak di ubun-ubun. Apalagi setelah dua putaran TNGP, kami langsungkan secara daring saat wabah Covid-19 merajalela dalam 2 tahun yang berlalu. Dorongan hati resah, rindu yang serupa juga meronta-ronta dalam sanubariku. Rindu bertemu saudara-saudaraku di Media Guru meminta dituntaskan untuk bertemu. Undangan menghadiri TNGP 2022 aku sambut dengan antusias.

H-2 dari hari puncak TNGP 2022 yang akan diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, aku sudah berangkat. Selain silaturahmi dengan teman-teman penulis, motivasi yang sangat besar juga untuk segera ke Jakarta adalah bersilaturahmi kepada kedua orang tua dan keluarga besarku di Jakarta.

“Bismillahi tawakaltu Alallahlahi, La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim,” doa aku panjatkan kehadirat Illahi Rabbi untuk memulai safariku.

Pagi-pagi sekali, aku diantar suami berangkat dari Singaraja menuju Bandara Ngurah Rai via jalur Bedugul. Meski kami sedikit was-was, apakah rute yang akan kami tempuh dapat dilewati. Pasalnya, tadi malam kami menyaksikan berita di instagram #infodenpasar, telah terjadi longsor akibat hujan deras dan jembatan putus di jalur Singaraja-Denpasar. Lokasi tepatnya, di Banjar Belah, desa Luwus, Baturiti, Tabanan. Terdapat juga pohon besar yang tumbang dan menutup jalan akibat longsor tersebut. Sehingga #infodenpasar menyarankan bagi pengguna jalan untuk mencari jalur yang lain.

Aku dan suami sudah membicarakan untuk mencari jalur alternatif dari semalam. Alternatif pertama melalui jalan Banyuatis yang jalannya cukup ekstrim karena di kiri kanan jalan terdapat jurang yang curam. Di jalur tersebut juga banyak turunan dalam dengan belokan tajam yang cukup membuat aku ngeri-ngeri sedap untuk melewatinya. Atau memilih jalur Busung Biu, Tabanan yang merupakan jalan memutar. Jalur ini menyebabkan perjalanan kami makin jauh sehingga waktu tempuh ke bandara akan bertambah lama.

Syukurnya setelah subuh, suami mendapat berita dari temannya yang bekerja di Kebun Raya Eka Karya Bedugul, bahwa pohon sudah dibersihkan dan jalan dapat dilalui setengah badan jalan. Alhamdulillah, benar saja saat sampai di lokasi banyak mobil antri untuk melewati setengah badan jalan yang tersisa. Bergantian kami melewati dengan pelan-pelan diatur oleh petugas.

Ketika melintasinya, aku melihat bagian yang longsor mengaga dalam, ngeri juga melihatnya bila sampai terperosok kedalam. Potongan batang-batang pohon besar menumpuk di sisi jalan. Terimakasih Bapak-Bapak petugas Penanggulangan Bencana Daerah yang telah bekerja keras semalaman. Sehingga pagi ini kami dapat melalui jalur utama yang merupakan terdekat menuju Denpasar ini.

Selanjutnya perjalanan ke bandara lancar, sampai akhirnya tersendat lagi di jalan Kuta raya. Terjadi kemacetan parah. Mobil terdiam cukup lama, bilapun bergerak beringsut seperti siput. Aku cukup khawatir, takut ketinggalan pesawat.

Setelah terbebas dari kemacetan, kendala baru muncul lagi. Saat memasuki kawasan bandara kami kembali harus bersabar. Karena pengaturan oleh petugas polantas yang mengatur skema jalur masuk bandara terkait penyambutan tamu G 20. Bandara terlihat sibuk. Pengamanan oleh petugas terlihat cukup ketat. Penjor-penjor penyambutan tamu (umbul-umbul berhias janur kuning) terlihat meriah di sisi kiri dan kanan jalan. Ajang G 20 memang termasuk kegiatan yang besar karena Negara kita bertindak sebagai tuan rumah yang menyambut tamu-tamu kenegaraan dari berbagai belahan dunia.

“Ya Allah, tolong berikan kelancaran,” doaku sambil memeras ujung bajuku. Suami yang melihat kegelisahanku menghiburku bahwa kami tidak akan terlambat tiba di terminal keberangkatan. Syukur Alhamdulillah, akhirnya aku dapat cek in dengan lancar. Kemudian bergegas menuju gate boarding untuk pesawat Transnusa di gate 5. Tak lama setelah itu panggilan boarding sudah terdengar. Ternyata pesawat yang baru mulai beroperasi ini sangat on time.

Selama penerbangan semuanya berjalan dengan lancar, pilot mengumumkan bahwa udara cerah. Penerbangan ke Jakarta akan kami tempuh Selama 1 jam 30 menit. Kamipun mendarat dengan mulus di terminal 3 Bandara Sukarno Hatta. Sebagaimana kita ketahui terminal 3 yang merupakan pangkalan pesawat garuda dan anak perusahaannya ini sangatlah besar. Jarak antara turun dari pesawat ketempat pengambilan bagasi sangatlah jauh, mungkin kita berjalan hampir 1 km. Kalau kita dalam mode santai, tentu tak masalah karena anggap saja sedang membakar kalori. Tapi bagi yang buru-buru tentu cukup menyiksa. Namun diorama di dinding bandara cukup menghibur dengan foto-foto tenang Jakarta dan Indonesia yang ciamik.

Ternyata saat sampai di tempat bagasi, Koperku terlihat pas sekali sedang berputar di Baggage Conveyor dengan anggunnya. Aku bergegas menghampiri dan mengambilnya agar tidak berputar sekali lagi. Setelah mendapatkan bagasi, aku bergegas ke pangkalan bus Damri. Loket tidak ramai, tiket segera aku dapatkan. Petugaspun memberi tahu bahwa bus dengan rute yang akan aku tuju akan segera berangkat. Benar saja bus tersebut sudah mulai bergerak. Aku segera meminta sopir untuk berhenti dan segera masuk ke dalamnya.

Satu jam kemudian, aku sudah sampai di rumah di daerah Utan Kayu Selatan, Matraman. Kedua orangtuaku serta kakak dan kakak iparku menyambutku dengan sukacita. Air mataku berlinang saat mencium kedua orang tuaku yang sangat aku rindukan. Sudah hampir setahun kami tidak bertemu.

TNGP 2022 akan melarutkan rinduku kepada sahabat-sahabat penulis dan keluargaku. Semoga Allah melancarkan ajang silatuhami yang membawa banyak motivasi, inspirasi dan kebaikan ini. Aamiin YRA.

Utan Kayu Selatan, 10 November 2022

Berangkat ke TNGP 2022 di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sampai bertemu di TNGP 2022 di JCC Jakarta.

11 Nov
Balas

Salam Kenal dari Penulis Madura Pamekasan

11 Nov
Balas

Salam kenal juga Pak Hadi. Saya Ilma dari Singaraja Bali.

11 Nov



search

New Post