Zuriah (16) Putriku telah Beranjak Dewasa
#TantanganGurusiana hari ke-185
Terasa ada sesuatu yang berbeda dengan putri saya. Dia menceritakan tentang seorang pemuda dengan mata yang berbinar-binar. Rupanya putri saya sedang jatuh cinta. Ada seseorang yang telah mengisi hatinya. Tempat dia bercerita dan berkeluh kesah. Bukan lagi kepada bundanya, tapi pada seseorang yang sangat memperhatikannya.
Ada terselip rasa khawatir tapi juga bahagia kerena putri kecil saya sudah beranjak dewasa. Khawatir bila terjadi sesuatu pada putri kami, semoga seseorang yang telah mengisi hati putri kami bisa menjaganya dengan baik. Karena penasaran saya bertanya tentang perilaku pemuda yang sering diceritakan putri saya.
“Kenapa Tiara menyukainya?” tanya saya kepo.
“Dia baik sekali, cerdas dan suka bergurau. Pernah pada hari Jumat, kami satu tim sedang ada proyek bersama. Saat itu yang putra pergi shalat Jumat, yang putri menunggu di kantin. Setelah selesai salat kami semua akan pulang, tapi dia malah balik ke masjid mencari para pengemis yang biasa duduk di halaman masjid yang tadi belum dia lihat mungkin karena belum datang saat jamaah sudah keluar. Dia suka sekali bersedekah Bun.” cerita Tiara panjang lebar.
Saya hanya berharap semoga pemuda yang sedang dekat dengan putri saya benar-benar pemuda yang shaleh dan baik untuk putri saya. Ayahnyalah yang pertama dikenalkan Tiara pada pemuda yang telah memikat hatinya. Saat itu Ayahnya sedang ada kegiatan seminar di ITB, kesempatan itu mereka gunakan untuk bersilaturahmi dengan ayahnya.
Hari-hari kuliah di universitas Telkom Bandung dilewati Tiara dengan gembira. Dari masa kuliah mereka telah merintis kerja bersama dengan beberapa temannya untuk mengerjakan beberapa proyek IT di kampus.
Kegiatan kompetisi untuk bidang IT yang betaraf internasional masih sering diikuti oleh Tiara dan pemuda pujaannya, mewakili kampus mereka. Suatu hari saat saya sedang di Bandung, Tiara berniat meminjam uang pada saya. Saya bertanya, kenapa meminjam uang? Bukan memintanya saja? Memangnya, uangnya untuk apa?
“Perlunya agak banyak, Bun. Untuk mengeluarkan barang dari bea cukai di Tanjung Periuk. Kami memenangkan kompetisi di Amerika, tapi hadiahnya berupa barang IT dan elektronik. Untuk bisa diambil harus membayar pajak masuk ke Indonesia.” jawab Tiara menjelaskan.
Setelah barang dapat diambil ternyata mereka membagi barang-barang tersebut. Dan menggunakannya dalam proyek-proyek mereka selanjutnya. Begitulah Tiara dan Timnya mengisi kegiatan disamping mengerjakan tugas-tugas kuliah mereka.
Akhirnya masa perkuliahan selama empat tahun itu selesai dengan lancar. Di hari wisuda, kami mendapat undangan istimewa. Sebuah kartu undangan menghadiri wisuda dengan pita yang cantik. Menurut Tiara undangan itu untuk orang tua yang anaknya lulus dengan peringkat cumlaude. Itu menjadi penanda bagi penerima tamu untuk mengantarkan tamunya ke tempat duduk bagian depan.
Saya terkejut mendengarnya, bagaimana Tiara tahu kalau lulus dengan cumlaude tanya saya. Tiara mengatakan bahwa dosennya telah memberitahunya. Tiara juga memberitahu kalau nanti setelah wisuda ingin mengenalkan kami dengan orang tua pemuda pujaannya.
Di gedung bundar tempat wisuda akan berlangsung, benar saja kami dipersilakan untuk menduduki tempat duduk di bagian depan untuk tamu kehormatan, persis dideretan kursi setelah wisudawan. Tapi karena tidak nyaman dan panas, suami mengajak saya pindah duduk di dekat AC. Maka kami pindah ke bagian samping gedung. Mungkin karena terlalu banyaknya orang di gedung tersebut, dalam perkiraan saya ada sekitar tiga ribu orang yang hadir, sehingga AC tidak mampu mendinginkan ruangan secara merata.
Saat telah sampai di tempat yang di tuju dekat dengan pendingin udara, saya langsung duduk di kursi yang kosong dekat seorang ibu cantik yang memakai kebaya ungu dan kain songket. Ia bergeser sedikit agak ke tengah agar suami saya juga dapat duduk di samping saya. Kemudian kami berkenalan.
“Ibu dari mana?” tanyanya.
“Dari Bali. Ibu dari mana?” saya balik bertanya.
“Dari Cianjur. Teman putra saya juga ada yang dari Bali. Apakah anak ibu seorang putri?” tanyanya lagi.
“Iya, Bu.” Jawab saya.
“Siapa namanya?” tanyanya seperti penasaran.
“Mutiara Shabrina Utami, Bu,” jawab saya.
“Ya Allah, itu teman dekat anak saya,” jawabnya. Dia melanjutkan, “ternyata dunia ini sangat sempit, ya Bu.”
Kemudian kami terlibat perbincangan yang sangat akrab. Saling bercerita tentang keluarga masing-masing. Rupanya ibu cantik tersebut adalah ibunda dari pemuda yang selama ini di ceritakan oleh putri saya. Dia sudah pernah bertemu dengan putri saya saat mengunjungi putranya di Bandung.
“Sepertinya sudah skenario Allah, ya Bu. Kita bertemu tanpa sengaja dan malah duduk berjejeran begini. Semoga nanti anak kita benar-benar berjodoh,” ucapnya.
“Aaamiin YRA,” jawab saya menyetujui ucapannya. Melihat sosok ibundanya yang sangat baik dan ramah tersebut, sudah cukup memberi gambaran pada saya bagaimana karakter anak yang dilahirkan dan dibesarkannya. Dalam hati saya berdoa semoga Allah memang menakdirkan kami menjadi besan.
Saat acara selesai anak-anak sangat surprise melihat keakraban kami. Mereka yang semula akan memperkenalkan kami malah kecele, karena para orang tua sudah berkenalan sendiri. Hehe…
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap Surantap Bunda
Trims bunda atas apresiasinya.
Keren ceritanya bun. Semangat dan sukses selalu.
Aamiin YRA, trims Pak.
Semoga bermanfaat.
Cerita yang keren bunda... Salam sukses selalu... Salam kenal salam literasi...
Alhamdulillah, naru belajar bun, mhn krisannya
Mantab dan berkanfaat bu. Sukses dan terus berbagi
Trims, Pak atas apresiasinya.