Setelah menunaikan salat isya, saya kembali melakukan kegiatan menyiapkan kemah besar. Alangkah terkejutnya ketika saya mengenakan kacamata. ternyata, kacamata saya patah, Kacamata yang selama ini membantu saya untuk melihat. 'Bagaimana ini?' tanya saya dalam hati yang penuh tanda tanya dan belum terpecahkan ketika menulis artikel ini. Langkah demi langkah penuh dengan kegelisahan, sampai depan lapangan saya punya ide. 'bagaimana jika saya bertanya kepada teman yang tahu daerah sekitar sini' kata saya dalam hati. 'Mas Abdur tahu toko kacamata disekitar sini atau tidak?' tanya saya. 'wah sekitar sini dek? Ehmm ada deket kampus tepatnya sebelah warung makan.' jawab mas abdur dengan santainya. Oh iya kenapa tidak terpikirkan oleh saya sebelumnya 'terima kasih mas' jawabku.

Betapa terkejutnya ada tangan yang menepuk saya dari belakang 'Eh mam cari di web pencarian saja kan lebih mudah' kata Aji. 'Oh iya itu ide yang bagus Aji' kata saya sambil menepuk bahu Aji. Tanpa pikir panjang saya mengambil perangkat samping saya dan mencari di web pencarian dimana toko kacamata terdekat. Langsung saya menuju ke sepeda motor serta menuju ke toko kacamata tersebut.

Setelah saya mencocokan dari perangkat sebelah ternyata toko kacamatanya tutup tapi saya memberanikan diri untuk mengetok pintu toko. Ada pemilik yang keluar 'ada yang saya bisa bantu mas?' kata penjaga toko. 'oh iya mbak begini kacamata saya patah apakah ini masih bisa diperbaiki?' tanya saya. 'iya mas begini berhubung ini jam 8 malam toko kami sudah tutup' jelas penjaga toko. 'aduh mbak tolong saya' bujuk saya kepada penjaga toko. 'iya mas akan saya usahakan' itulah kata terakhir penjaga toko agar mengusahakan untuk memperbaiki kacamata saya yang patah.

Apakah kacamata saya bisa diperbaiki atau tidak? . Saya pun belum tahu semoga saja dapat diperbaiki amin. Tunggu artikel selanjutnya untuk mengetahui jawabanya.

Salam Literasi