Im Tri Suyoto

Im Tri Suyoto, anak desa yang terdampar di kota tanpa bisa melepaskan kedesaannya. Sekarang berumah di Semarang, Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
GARA-GARA 'GURUSIANA'

GARA-GARA 'GURUSIANA'

Hari masih sangat pagi ketika aku meninggalkan rumah. Sepeda motor kupacu standar. Kemana kalau bukan mengantar anak ke sekolah kemudian lanjut ke sekolah tempat aku mengajar. Sekolah tempat anakku menimba ilmu memang berbeda dengan sekolah tempatku mengajar. Jadi, begitulah aku ikhlas menjalani setiap pagi.

Jalanan masih lengang. Satu dua pemotor saling salip dalam tertib. Agak beda kalu jarum jam sudah bergeser agak maju. Saling salip tidak tertib. Saling potong kesampingkan bahaya. Saling srobot tanpa hati mirip robot. Itu sebabnya aku memilih berangkat pagi-pagi.

“Pah, nanti siang bagimana?” tanya anakku sebelum memasuki gerbang sekolahnya.

“Kakak akan menjemput,” jawabku sepenuh hati.

“O, ya. Da, Pa,” anak kelas 5 eS-De itu melambaikan tangan, setelah kuusap dan kucium keningnya.

Motorku kembali melaju menapaki aspal sisa perjalan pagi.

Ruang guru masih sepi. Biasa, hampir setiap hari aku yang pertama membuka pintunya. Bukan karena rekan-rekanku terlambat tetapi aku yang terlalu pagi. Hal itu terus berlalu sebab tak ada yang merisaukan waktu. Hari-hari berjalan menapaki bulan untuk tahun-tahun berganti. Dan aku menikmati.

“Ah, kesempatan,” gumamku pada langit ruang. Segera kutarik laptop dari tas dan kunyalakan. Dua atau tiga ide pasti dapat kueksekusi menjadi tulisan. Aku memang sedang keranjingan menulis untuk ‘Gurusiana’ yang baru kukenal beberapa hari ini.

Ide pertama sudah kutulis dalam bentuk kerangka tulisan. Ide kedua juga hampir kuselesaikan ketika dinding pikiranku bergetar karena tiba-tiba ide ketiga dan keempat menendang berbarengan. Namun, bukan keranjingan namanya kalau tidak mampu menuliskannya. Maka dengan tetap menunduk pada deretan huruf-huruf aku berjibakau menuliskannya. Sekalipun demi tulisan itu, beberapa salam dari teman tertunda aku balaskan. He he he

Lebih dari itu, dentang tanda mulai pelajaran terasa menghardikku! Hah, sudah masuk? Aku kabur ke kelas dengan menyangga laptop yang masih terbuka. Kebetulan hari itu, semua kegiatan pembelajaran kurancang bergantung pada multimedia yg ada dalam laptopku. Maka tetaplah kuat menyala laptopku!

Selesai mengajar hari itu, aku tak berminat segera pulang. Bukan apa-apa. Aku ingin merampungkan empat naskah yg sudah kubuat pagi tadi. Maka, ketika teman-teman satu persatu berpamitan mendahului pulang, hatiku semakin girang. Dengan begitu, ruang guru itu akan menjadi milikku.

Kukira jam dinding sudah menunjuk angka tiga, waktu itu. Hanya karena jam itu membeku mati batu, maka tak jadi aku berpedoman kepadanya. Biarlah jam dinding itu sementara jadi tempat umpetan dua cecak yang sedang berjuang menautkan asmara.

Satu naskah sudah kufinalkan. Beberapa saat naskah kedua dan ketiga juga sudah rapi untuk kupublikasi. Tinggal naskah keempat yg seperti berkedip menggoda minta kusentuh juga. Tapi, ah tiba-tiba aku teringat hp-ku sudah sejak pagi kudiamkan merana dalam kantung samping tasku.

Dengan kerinduan seperti biasa kucoba lihat muka hp yang sebenarnya selalu mengikatku itu. Bah, ada yang sangat menarik! Istriku mengirim WA lebih dari lima kali. Isinya sama! Dia menanyakan kenapa sampai sore belum pulang. Wow, ternyata demi tulisan ‘gurusiana’ aku rela lupa waktu.

Aku bergegas pulang! Motor kuajak membelah jalanan berdebu. Aku harus terlibat berjejal-jejal di tengah lalulintas yang semakin padat. Dan aku tetap berdoa agar aku tetap setia di jalan yang benar. Aku tak menyalip kiri. Aku tak memotong jalan orang lain. Pun aku tak menaikkan motor ke atas trotoar. Sebab aku tahu trotoar itu milik pejalan kaki.

Menjelang magrib aku tiba di rumah. Segera kutaruh motorku. Dengan berpura merasa bersalah, aku segera menuju pintu. Ada yg aneh! Pintu rumahku tertutup. Jendela apa lagi! Hatiku bergeletar tanda tanya. Kuintip lewat celah yang ada, tak kulihat apa-apa. Dalam rumah gelap gulita! Kutoleh rumah tetangga tetap seperti biasa, terang tidak ada kegelapan.

Pintu kuketuk tiga kali. Kupanggil istriku juga tiga kali. Bahkan juga kusebut nama anakku tetapi tak ada jawaban. Detak jantungku semakin kencang ketika kuputuskan untuk mencari tahu pada tetangga.

Belum sempat aku membalik badan, pintu tiba-tiba terbuka. Istri dan dua anakku menyerbu tubuhku. Sedetik kemudian, anak sulungku tampak batang hidungnya dibalik nyala kembang api.

“Selamat ulang tahun, Pa. I love you!”

Istri dan tiga anak menciumiku.

Hatiku membuncah ke langit seribu bintang. Ini aku lupa gara-gara membuat tulisan untuk ‘gurusiana’! @bah.kepareng.tabik.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sepertinya hari ini Pailul yang ulang tahun ya, Pak? He he he. Kalau Pak Im sepertinya sama denganku tanggal dan bulan lahirnya. Ups!

27 Aug
Balas

Sipppppp, .... Ibu Hasanah bisa aja' .....

27 Aug

Diambil dari kisah nyata njih pak?

27 Aug
Balas

Ah, yang ini tidak saya jawab ya, Bu. Masalahnya akan jadi bahasan di artikel Tips Menulis Cerpen . Ngapuntene, Bu Dyahni Mastutisari. Salam literasi dari Semarang

27 Aug

Salam literasi juga dari Purwokerto..saya tunggu tips menulis cerpennya pak

27 Aug

Oh, Purwokerto ya, Bu. Siap! @siap mampir juga

27 Aug

Hehehe...gara-gara gurusiana. Barakallah fi umrik...pak guru. Semoga berkah umur, sehat selalu, berkah rezeki dan dimudahkan segala urusannya serta senantiasa dalam ridho Allah SWT. Aamiin.

27 Aug
Balas

Amin Bunda, terima kasih

27 Aug

Sugeng tanggap warso Pak...salam literasi..

27 Aug
Balas

He he he he saya sampaikan ya Bu Rini

27 Aug



search

New Post