Im Tri Suyoto

Im Tri Suyoto, anak desa yang terdampar di kota tanpa bisa melepaskan kedesaannya. Sekarang berumah di Semarang, Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
LAKUKAN KEBENARAN ITU SEBELUM MENGUAP

LAKUKAN KEBENARAN ITU SEBELUM MENGUAP

Sejak dikeluarkan Permendikbud No 23 tahun 2015, tentang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP), gema kebenaran terus menyeruak ke sekolah-sekolah hingga di berbagai penjuru Indonesia. Bahkan tentang Penumbuhan Budi Pekerti ini diperkuat lagi dengan Perpres No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karaktaer (PPK).

Dalam waktu yang relatif singkat, PPK menyebar di semua jenjang sekolah di wilayah tanah air kita. Pelatihan tentang PPK, lomba PPK, dan banyak lagi kegiatan sejenis dilaksanakan. Dalam hal ini Dinas Pendidikan sebagai pembuat dan pelaku skenario pelaksanaan PPK terus mengawal hingga sampai di sekolah-sekolah. Harapan kita semua yaitu para peserta didik memiliki sikap religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab (Perpres, pasal 3).

Rumusan Permendikbud dan Perpres tersebut sungguh sangat baik yakni menumbuhkan karakter generasi bangsa (siswa). Dalam kebijakan tersebut juga dicantumkan pengemban atau penanggung jawab pelaksaan PPK yaitu satuan pendidikan. Maka sejak dikeluarkannya PBP dan PPK sekolah dalam hal ini guru dan siswa baik formal maupun nonformal aktif berperan dalam mewujudkan program pemerintah tersebut.

Di setiap saat kita dengar pelatihan tentang PPK, lomba PPK, dan masih banyak lagi kegiatan sejenis yang pusatnya adalah menyukseskan gerakan PPK.

Generang PPK memang berjalan dengan baik, namun ada satu hal yang perlu kita renungkan bersama. PPK adalah gerakan berisi kebenaran sikap dan perilaku. Sebuah kebenaran jika tidak segera dilakukan akan ‘menguap’ hilang dan berubah menjadi pengetahuan. Dengan demikian penyebarluasan PPK sudah seharusnya dalam bentuk sebarkan – tangkap – lakukan baru sebarkan kembali. Jika dalam penyebarluasan PPK hanya dalam wujud sebarkan dan tangkap kebijakan, maka nilai-nilai karakter yang ada dalam PPK hanya akan menjadi sebuah pengetahuan tentang karakter.

Perubahan sikap dan perilaku agaknya jauh lebih dibutuhkan dibandingkan dengan sekadar memiliki tambahan pengetahuan. Seorang rohaniwan bahkan pernah mengungkapkan demikian, jika kebenaran yang hari ini kamu ketahui dan dalam dua puluh empat jam ke depan tidak kamu lakukan, maka kebenaran itu akan menguap. Paling-paling kebenaran itu hanya akan menjadi pengetahuan bagimu.

Oleh karena perubahan perilaku yang kita inginkan pada generasi bangsa ini (siswa), maka tidak ada pilihan lain. Pengemban kebijakan PPK, baik pembuat kebijakan, guru, pendidik, orang tua, dan seluruh stakeholder harus juga melakukan nilai-nilai PPK. Jangan sekali-sekali mengajarkan nilai-nilai karakter jika kita belum melakukan nilai-nilai karakter yang kita ajarkan. Mengajarkan nilai karakter yang belum kita lakukan hanya akan menjadikan sebuah pengetahuan tanpa mengubah perilaku siswa. @salam.ppk_

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post