Im Tri Suyoto

Im Tri Suyoto, anak desa yang terdampar di kota tanpa bisa melepaskan kedesaannya. Sekarang berumah di Semarang, Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
PR Anak,  Perlukah ?

PR Anak, Perlukah ?

Belakangan ini mulai muncul permasalahan tentang Pekerjaan Rumah (PR) bagi anak sekolah. Ada dua kubu yang masing-masing memiliki pendapat dan alasan yang kuat.

Kubu pertama adalah kubu yang pro dengan pemberian PR bagi siswa. Kelompok ini beralasan bahwa PR dapat dijadikan pemicu anak belajar di rumah. Selain itu PR dapat digunakan orang tua sebagai bahan pedoman belajar.

Sedangkan kubu kedua adalah kubu yang kontra dengan adanya PR bagi anak. Kelompok yang kontra ini berpendapat bahwa PR lebih banyak memberatkan siswa. PR membuat anak menjadi terkurangi waktu istimewanya bersama keluarga di rumah. PR juga membuat anak menjadi stres dan sering terisolasi dari lingkungannya.

Penulis tidak hendak membela atau menguatkan pendapat salah satu kelompok. Penulis hanya ingin memberikan catatan ringan tentang pemberian PR pada anak, sambil menunggu kebijakan resmi dari pemerintah.

PR sebaiknya tidak memberatkan siswa. Jadi beban atau jumlah PR yang diberikan seharusnya jangan sampai membebani siswa di rumah baik dari segi durasi waktu maupun tingkat kesulitan pengerjaan.

PR sebaiknya juga bukan merupakan lanjutan prmbelajaran yang belum terselesaikan di sekolah. Jangan karena pembelajaran di sekolah tidak tantas lantas dijadikan PR agar siswa mempelajari sendiri di rumah.

PR juga bukan merupakan materi pelajaran baru yang ditugaskan oleh guru. Bagi anak terutama anak SD, hal ini akan sangat memberatkan.

PR bagi anak sebaiknya merupakan pengembangan konsep yang telah dipahami oleh siswa di sekolah. Penugasannya juga hendaknya bersifat rekreatif-edukatif. Dengan begitu, anak akan merasa senang dan tetap dalam kerangka bermain.

Sebagai contoh, ketika di sekolah dibahas materi pembelajaran tentang daur hidup kupu-kupu, siswa bisa diberi PR mengamati daur hidup binatang lain yang terdapat di lingkungan rumah.

Dengan rambu-rabu pemberian PR tersebut diharapkan anak tidak tersita waktu bermain serta waktu kebersamaanya dengan keluarga. Selain itu, anak tetap melakukan kegiatan edukatif serta merasa senang.

Pada akhirnya, sebuah PR bagi anak harus terkendali berdasarkan rambu-rambu kebaikan bagi anak dan harus jelas tujuannya. @ salam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih

15 Sep
Balas

Sepakat

15 Sep
Balas

Terima kasih Bu

15 Sep



search

New Post