Im Tri Suyoto

Im Tri Suyoto, anak desa yang terdampar di kota tanpa bisa melepaskan kedesaannya. Sekarang berumah di Semarang, Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
Punya Kedudukan itu Susah Kalau Tidak Sombong

Punya Kedudukan itu Susah Kalau Tidak Sombong

*Sudut Lain Bersyukur

Beberapa waktu lalu kami bertiga berkesempatan berpesawat terbang ke Medan. Terus terang pengalaman yang begini bagi kami sangat istimewa.

Naik pesawat, terbang tinggi dan jauh sekali. Namun ini kali yang penting kusampaikan hanya sekelumit, saat berpesawat dan melangit.

Dudukku berdampingan dengan Pailul. Sementara Kemplu ada di seberang terpisahkan oleh lorong jalan. Sebenarnya masih satu deret!

Pailul duduk mengiring jendela. Jadi di antara lorong jalan yg dipakai kesana kemari si pramugari itu adalah aku dan Kemplu.

**

Pesawat benar-benar sudah terbang tinggi. Kupandangi bumi di bawah tak lagi kumengerti. Orang-orang di bawah tampak semakin kecil seperti titik tak berbentuk lagi. Dan kami terus meninggi menjelajahi langit tak bertepi.

Kini pesawat sudah menapaki titik tertinggi. Sunyi mulai menggelayut menghantui. Pramugari lentik pergi membiarkan kami. Di sini tingal suara getar yang sukar dinalar dan aku tak mampu menirulukiskan suara di ketinggian itu.

Setelah menit-menit berlalu, mungkin aku jenuh. Berkali kulirik Pailul memejam mata yg aku yakin bukan karena tidur. Dan, kurasa juga bukan berpura-pura sebab di pesawat tidak ada pengamen he he he. Kulirik ke luar lewat jendela di sebelah Pailul, benar-benar menakjubkan.

Kutarik telinga Kemplu. Kubisikkan keindahan awan berkejaran di luar jendela.

Kemplu bersemangat juga. Kami pun berdua melupakan Pailul yang merem melek entah aktivitas apa yg terjadi di otaknya. Pokoknya, aku dan Kemplu membrisikkan diri demi menikmati awan kelana, mega mendung mengerudung, dan kabut berebut membelai sayap pesawat.

Tegang, senang, bangga bergirang hingga kami melenggang di area bandara Kualanamu. Pun pedagang asong udang bereteng tak gentar meneror kami. Demi rasa suka, kami pun merumput di pelataran bandara bersama dagangan mereka.

“Lul, kok diam semenjak di atas pesawat?” tanyaku sambil menyuapkan udang.

“Takut ketinggian?!” Kemplu menimpakan pertanyaan.

“Eh, ya benar Plu,” jawab Pailul kejepit pada tarikan napas dalam.

“O, alaaa Lul Lul, gitu saja takut! Kan pesawat itu canggih, tentu saja kita …” kalimatku terpaksa tidak selesai sebab Pailul memotongnya.

“Gini lo Plu, Kemplu. Juga sampeyan Kang! Saya takut bukan karena takut jatuh dari pesawat! Saya takut karena di pemandangan saya, semakin saya naik di ketinggian saya merasa bahwa diri saya semakin kecil. Diri saya semakin tidak berarti apa-apa. Orang-orang di bawah sana justru semakin berarti bagi saya. Mereka semakin besar di pemandangan saya!

Saya berdiam sebab heran dengan sampeyan! Ketika sampeyan ada di ketinggian, sampeyan merasa diri sampeyan itu besar dan orang-orang di bawah itu kecil. Orang-orang di bawah sana di mata sampeyan hanya seekor semut, ya to Kang?! He eh to Plu, Kemplu!

Mengertilah Plu dan juga sampeyan, Kang. Memandang seperti itu tidak baik! Bersyukurlah ketika sampeyan berkesempatan meninggi, di atas. Itu bukan berarti sampeyan makin besar dan yg di bawah semakin kecil. Justru sebaliknya, sampeyan-lah yang semakin kecil, sebab jika Allah tidak menjaga sampeyan, dan sampeyan dibiarkan jatuh, maka sekali banting, tamatlah sampeyan!”

***

Entah, Pailul masih berkalimat atau berkesudahan. Aku terhuyung limbung. Tak lagi mampu memahami kebenaran yg dibagikan!

***

Pyek ah, kecap lidah meniris nikmat teh di rerumputan depan koplakan delman lapangan kapal udara yg dulu Polonia.@tabik

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post