Im Tri Suyoto

Im Tri Suyoto, anak desa yang terdampar di kota tanpa bisa melepaskan kedesaannya. Sekarang berumah di Semarang, Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web
Tips Menulis #5

Tips Menulis #5

Tips Menulis #5 Teknik menulis percakapan

Beberapa kali ketika membaca cerita atau artikel di Gurusiana, penulis menjumpai teks –sepengga- seperti di bawah ini. Mari sejenak kita baca!

Sentanu merengek-rengek kepada ibunya. “Ayo, Ma. Ayo, Ma aku mau sekarang.” kata Sentanu. “Ah, diam dulu ya nanti pasti ke tempat mainan itu,” “Tidak mau, Sentanu maunya sekarang.” “Kalau tidak sabar, sana pergi sendiri.” Ibunya mulai kehilangan kesabarannya.

Beberapa saat, anak kelas taman kanak-kanak itu diam. Dia memainkan ujung kain yang dipakai oleh ibunya.

Apakah reaksi Anda saat membaca sepenggal tulisan tersebut? Reaksi apapun yang Anda miliki tidak masalah. Penulis cuma mau berbagi tentang reaksi penulis saat membaca tulisan yang merupakan penggalan dari sebuah cerita tersebut.

Dalam sebuah cerita sering kali terdapat adegan percakapan atau dialog. Nah, untuk penggambaran adegan itu, biasanya penulis menggunakan dua teknik. Pertama, menggunakan narasi. Kedua, menggunakan dialog dalam teks.

Kedua teknik tersebut dipilih berdasarkan efektivitas dalam bercerita. Efektivitas bukan saja parktis dan hemat kata atau kalimat melainkan juga memberikan pengaruh emaji yang kuat pada pembaca. Taruhlah yang dipilih adalah bentuk dialog atau percakapan, seperti contoh tersebut.

Penulisan yang lazim digunakan yaitu bagian kalimat-kalimat langsung atau ucapan-ucapan tokoh tersebut ditulis sebagai paragraf tersendiri. Dengan begitu, kalimat-kalimat ucapan langsung itu mudah dibaca, mudah dihayati, dan tidak terjadi tumpukan tanda baca seperti pada teks contoh di atas.

Nah, perhatikan perbaikan penulisan teks tersebut!

Sentanu merengek-rengek kepada ibunya, “Ayo, Ma. Ayo, Ma aku mau sekarang.”

“Ah, diam dulu, ya. Nanti pasti ke tempat mainan itu,” jawab ibunya sambil terus merajang bawang merah.

“Tidak mau, Sentanu maunya sekarang,” Sentanu semakin merengek.

“Kalau tidak sabar, sana pergi sendiri,” Ibunya mulai kehilangan kesabarannya.

Beberapa saat, anak kelas taman kanak-kanak itu diam. Dia memainkan ujung kain yang dipakai oleh ibunya.

Demikian sekelumit teknik menulis percakapan dalam bercerita. @ Salam

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantab Pak Im, sangat bermanfaat bagi penulis pemula seperti saya

17 Sep
Balas

Terima kasih Pak Ahmad Syaihu yg rajin memberi semangat kepadaku, juga. @salam

17 Sep

Tambah lagi ilmunya...terima kasih Pak Im

17 Sep
Balas

Sama-sama Bu Dyahni Mastutisari, saya sekadar belajar mudah-mudahan beguna

17 Sep

Terima kasih Pak...tipsnya...

17 Sep
Balas

Terima kasih juga Bu Rini Yuliati, mudah-mudahan berkenan @salam

17 Sep



search

New Post