Sudah 4 hari ini rindu menginap dirumah kami.

Tapi tadi ketika kami semua shalat tarawih. Tiba tiba terdengar jeritan rindu.

Aduh

Sakit..erang nya . dia menjerit..

selesai salam kamipun berlarian menuju kamar.

Sempat terfikir dia dipukul zahra, anak gadisku yang seumuran dengannya.

"Lihat" ujar ku..

ada sedikit luka terbuka di atas pelipisnya.

"Berdarah"....gemetar bibirku.

Aku cemas.

Terfikir oleh ku ibunya..

"Pasti mama rindu marah ni' Bisikku dalam hati

Namun bapaknya anak anakku tetap tenang dan mencari peralatan untuk mengobati luka.

"Alhamdulillah darahnya berhenti" Ujar suamiku sambil menutup lukanya. Aku merasa sedikit lega.

Setelah beberapa menit tangisnya pun berhenti. Kupeluk dia, kubaringkan tubuh kecil itu di tempat tidur. Ku usap kepalanya. Yang masih mengeluarkan sedikit darah. Dia mulai tertidur...

Saat rindu tertidur air mataku menetes..

Kupandangi wajah kecil ini. Tubuhnya lebih kecil dibandingkan tubuh zahra. Meskipun umurnya lebih besar dari zahra.

Dia kubawa ke rumah ku. Karena aku berkunjung kerumah rindu untuk bertemu mama. Karena nenek zahra tinggal bersama rindu. Ketika kami mau pulang rindu duduk disudut ruang tamu, air matanya mengalir. Tapi tidak bersuara...

Kupandangi wajahnya,,tante pulang dulu yaa..

"Tentee..aku ikut..

"Aku mau bermain di rumah tante"

Tante aku ikut aku mau dipeluk juga kayak zahra.

Aku kan gak punya papa.

Gak ada yg ajak aku bermain. Tantee..ikut yaaa.'

Aku hanya terdiam. Karena ibunya tak mengizinkan. Pastinya.

Tapi rindu mulai memeluk erat tangan suami ku..

"Om aku ikut yaa".

"Bawa aku ke rumah om yaa".

"Aku mau main sama abang..'

"Main sama dek zahra"

"Dek zahra iya senang, Dia ada papanya. Ada abangnya yang main sama dek zahra.

Rindu kan gak ada ayah. Ayah rindu gak mau main sama rindu..

Rintih rindu.

Suami ku hanya menatap sendu, ingin dia membawa tapi ibunya rindu tak mengizinkan.

tanpa ku sadari aku terduduk kembali disofa maron. air mataku mengalir,mendengar celotehan bibir kecil rindu. Dadaku sesak, anak berumur 4,5 tahun bisa merasakan rasa cinta, rasa berkeluarga dan juga rasa kasih dan sayang. Kepalaku sedikit pusing karena menahan rasa iba.

Terbayang wajah ipar, apakah dia gak bisa merasakan kasih dari gadis kecil yang lugu ini. Dia rela meninggalkan anak dan istrinya untuk pergi bersama gadis yang dia kenal setelah karirnya sudah mulai baik. Sungguh tak punya hati. Karena nafsu rela meninggalkan keluarga.

Kutatap wajah mama rindu dia belum juga mengizinkan. Lebih satu jam kami membujuknya dengan berbagai jurus andalan. Tapi tak satupun buat dia bergeming untuk ikut tetap ke rumahku.

Akhirnya dengan sedikit perdebatan dengan mamanya rindu. Kami membawanya kerumah. Dia terlihat sangat gembira. Di motor saja dia sudah menceritakan hal yang mau dia lakukan bersama anak anakku.

Tapi malam ini luka rindu membayangkan jika dia bersama dengan papa mamanya, mungkin sakitnya akan dicurahkannya. Dia akan peluk mamanya, dia akan bergelantungan dileher papanya. Dia akan tidur dipeluk mama papanya. Mungkin luka ini akan lebih cepat sembuhnya.

Tapi itu tak kan mungkin terjadi nak. Aku menyayangi mu sama dengan anak ku, walau sayangku akan kuberikan lebih dari zahra pada rindu. Tapi rasanya tidak akan sama dengan yang dirasakan zahra.

Kasih sayang ayah ibu tak kan pernah terganti oleh siapapun. Aku berharap keluarga kecilku tetap utuh untuk selamanya. Walau rintangan apapun , akan kuhadapi agar anak anak ku tetap dalam keluarga utuh..sambil kutatap langit langit putih dikamarku. Akupun terlelap diantara dua anak gadisku..zahra dan rindu

#Tantangan Gurusiana

#tantangan hari ke 3 padang 10 may 2020