Menjadi seorang guru merupakan cita-cita sejak kecil. Saat kulihat betapa seorang guru dapat menjawab hampir semua pertanyaan muridnya. Itulah manusia yang paling pandai dan bijak menurutku. Karena itu, aku memantapkan hati u tuk menjadi seorang guru. Sama seperti ayahku yang seorang dosen di negaranya dan karena idealisme melarikan diri ke tanah air keduanya u tuk mengabdikan diri pada kemanusiaan. Aku pun dengan penuh keyakinan menempuh pendidikan guru yang ada pada waktu itu. Menjadi guru bukanlah hal mudah. Mulai dari pandangan orang yang mencemaskan gaji yang tidak memadai, murid yang nakal dan lainnya. Namun, hal itu tidak menggoyahkan kemauanku untuk tetap menjadi guru. Setelah menamatkan sekolah guru, aku mulai mengajar di sebuah sekolah dasar dengan semangat. Awalnya banyak sekali kendala, hal yang tidak kuperoleh di ruang kelas kulihat dan kudapat dari hasil tatap muka langsung dengan siswaku yang masih polos dan lugu. Kecintaan pada muridlah yang tetap membuatku bertahan walau banyak kejadian tak menyenangkan kuterima. Setiap kali bertemu masyarakat, dengan bangga kusebutkan profesiku. Saya ini guru lho...saya mengajar di...bla bla bla...bevitulah akau dengan bangga selalu menyebutkan diriku. Hingga saat inipun, aku dengan bangga menyebutku, aku guru lho.....