Oleh. Imelda. SE

Malam semakin larut Tito berjalan sendirian pulang mencuci piring demi mendapatkan sesuap nasi dan sekarang menuju tempat kos temannya. Di perjalanan dia berfikir lebih jernih, apa usaha yang akan dia lakukan lagi, dia tidak punya modal sama sekali, sedangkan untuk makan dan tempat tinggal saja sangat sulit sekali apalagi dia sekarang numpang di tempat kos temannya. Tentu tidak bisa lama-lama kalau ketahuan oleh yang punya rumah nanti rumit urusannya.

Tito tiba-tiba terpikir untuk menghubungi Uni Mida, dia ingin mengadukan nasibnya, dan minta pendapat kepadanya apa yang harus dilakukannya. Lalu Tito menghubungi Uni Mida dan menceritakan semua yang telah di alaminya, Uni Mida cukup trihatin akan keadaan Tito sekarang, namun dia tak dapat berbuat apa-apa selain memberikan saran kepada Tito.

Uni Mida menyarankan agar Tito menghubungi Kakek dan Neneknya di tanah Jawa, Nenek dan Kakek itu sangat menyanyangi Tito, pasti dia tidak akan marah soal motor yang dijual Tito tersebut.

Tito menerima saran dari Uni Mida. Besok paginya dia langsung menghubungi sang Nenek. Nenek terkejut menerima telpon dari Tito, dia meneteskan air mata bahagia karena cucunya masih ingat kepadanya. Air mata Nenek semakin berderai mendegar cerita cucunya yang menderita di rantau sana. “Tito pulang dulu ya cu” kata nenek membujuk Tito untuk pulang ke pulau Jawa. “iya nek tapi Tito tidak punya uang sama sekali untuk ongkos pulang”, jawab Tito kepada neneknya. “Nenek akan kirimkan uang untuk ongkos Tito pulang” kata nenek kepada Tito.”iya nek” jawab Tito Bahagia.

Galogandang 28 September 2020