Ironisnya Literasi Negeriku
Tatkala UNESCO menyapa kita melalui data
Literasi kita peringkat dua dunia dari dasarnya
Fakta yang ironi dengan besaran masyarakatnya
Minat baca kita rendah dan memprihatinkan
berbanding terbalik dengan infrastruktur pendukung literasi
Memang sungguh ironis,
Malas baca buku tapi sangat suka
menatap layar gawai berlama-lama
Daya baca rendah tapi sangat cerewet di medsos
jadi makanan empuk berita hoak dan provokasi
menelan bulat-bulat tanpa cek dan saring
bukti sangat minimnya literasi negeri ini.
Cepatnya jari langsung like dan share
melebihi kecepatan otaknya
tak pedulikan benar salahnya
tak pikirkan dampak akibatnya
tak pula croscek kebenaran berita dan muasalnya
kalau ternyata bias dan tendensius hanya ingin memecah belah NKRI
benar-benar ironis literasi kita.
Lewat gawai begitu cepat informasi dan berita beredar
tak peduli kebenaran dan fakta realnya
afirmasi dan konfirmasi yang lebih utama
demi sebuah eksistensi dalam jagad maya.
Mari awali dari kita agar menjadi literat
bijaklah dalam bermedsos di dunia maya
saringlah informasi sebelum sharing
agar tak jadi sebuah bumerang tulisanmu harimaumu
yang dapat mengantarkanmu di balik jeruji.
Kepakkanlah sayap-sayap literasi dalam segala aspek kehidupan
agar menjadi sebuah pembiasaan
bukan tidak mungkin sapaan UNESCO benar-benar terpatahkan
peringkat dua dunia literasi kita benar-benar di dapatkan.
(Batang, 25-02-2021)
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar