Adalah ini, cerita satu remaja cermin Dalam lengannya tergenggam ponsel keluaran terbaru dengan aplikasi tercanggih harga jutaan rupiah Tampak bangga mereka-reka bentuk senyuman Mereka sebut itu senyuman bebek Atau dicondongkannya bagian dada hingga kentara belahan dada Mereka katakan itu pose model dunia Adalah ini, cerita satu remaja cermin Dalam usia yang terbilang belasan dilintingkannya kaos berkotak hingga jelas sebuah gambar Mereka sebut itu tato pergaulan Dan dibanggakannya pula sejumlah media sosial dengan angka ribuan teman Mereka katakan itu gaya kekinian Tapi tahukah? Beritahu saya.. Ini tanah, tanah siapa? Ini bumi, bumi siapa? Di tiap tetes air yang kau reguk, Itu air siapa? Ini tanah, tanah keringat! Ini bumi, ibu pertiwi punya! Di tiap tetes air yang kau reguk, Itulah darah para pejuang yang menjadikanmu masih punya pijakan. Pijakan yang kau sebut dengan nama Negara! Gelap. Ge la p. Tak nampak satu siluet pun. Ini cerita satu remaja cermin Dengan raut muka memerah Dengan tatapan mata jauh ke depan tapi... Kosong. Ko so ng. Tak terbayang jika kala itu, tak ada keberanian yang tumbuh di hati. Tak terbayang jika kala itu, tak ada keyakinan yang muncul menyertai. Tak terbayang jika kala itu, tak ada bara yang membakar dalam dada. Dan tak terbayang jika kala itu, hanya berhitung ribuan remaja cermin! Bangun. Ba ngu n. Jangan beri sia-sia darah mereka! Darah semangat di garda terdepan perjuangan Jangan patahkan percuma tulang belulang mereka! Tulang yang masih tertancap di balik bumi Teruskan perjuangan mereka Lemparkan ponsel canggih itu Genggam erat kayu bundar berarang di lengan kananmu dan lembaran masa depan di lengan kirimu. Yakinkan ibu pertiwi selalu di hati Selayak pejuang 45.. NKRI HARGA MATI! Noah, 17 Agustus 2017