Kepempimpinan Pembelajaran adalah peran utama Guru Penggerak yang harus dikakukan. Ke depan, Guru Penggerak diharapkan dapat membawa perubahan dalam ekosistem pendidikan mereka. Kepemimpinan seorang guru tentunya akan maksimal manakala ia memiliki keterampilan atau kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru Penggerak harus membaca dan memahami empat kategori kompetensi sebagai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin lingkungan sekolah, yaitu: mengembangkan diri sendiri dan orang lain, memimpin pembelajaran, mengarahkan administrasi sekolah dan pengembangan sekolah.

Seorang Guru Penggerak diharapkan memiliki semua kualifikasi ini. Guru Penggerak juga fokus menjadi pemimpin yang menggerakkan diri sendiri, orang lain, dan masyarakat untuk mewujudkan sekolah yang berpusat pada siswa. Peran Guru Penggerak muncul sebagai respons terhadap empat kompetensi kepemimpinan sekolah. Peran guru penggerak diawali dengan pendalaman nilai-nilai guru penggerak dalam diri guru penggerak. Guru Penggerak memiliki 5 peran, yang dijelaskan secara singkat di bagian ini. Karena guru penggerak menginternalisasi nilai-nilai, itu bergema dengan semangat harapan dan antusiasme yang dirasakan oleh orang-orang di ruang pengaruh guru penggerak di kelas, sekolah, dan masyarakat. Lebih lanjut tersirat bahwa guru penggerak mengimplementasikan filosofi Ki Hadjar Dewantara: Ing Ngarso Sung Tulada (menjadi teladan, memimpin, menjadi teladan kebajikan, menjadi perbuatan dan sifat orang lain dan meniru atau berbuat baik kepada orang lain), Ing Madya Mangun Karsa (memberdayakan, mendorong, memberi kekuatan kepada orang lain, kemampuan, tenaga, makna, metode dan sebagainya untuk meningkatkan kualitas seseorang) dan Tut Wuri Handayani (untuk mempengaruhi, memelihara dan membangkitkan kebajikan dan kualitas positif lainnya agar orang lain tumbuh dan berkembang). Guru Penggerak juga mengadopsi pola pikir berbasis inkuiri dan apresiatif ketika datang untuk mendorong perubahan, sehingga mereka mengarahkan pertanyaan yang memulai dialog yang menyoroti potensi, kekuatan, atau sumber daya individu dan sekolah untuk mencapai visi bersama. Penilaian kecerdasan juga bisa menjadi alat dalam proses manajemen perubahan yang lebih rinci Tahapan yang dibahas (BAGJA). Dengan menyadari prinsip Ki Hadjar Dewantara dan pola pikir penggerak, takut akan penelitian, diharapkan guru dapat memenuhi perannya. Guru Penggerak mendorong penerapan pemikiran dan tindakan strategis di komunitas mereka untuk membangun lebih banyak percakapan dan keterampilan strategis di komunitas mereka, bukan hanya masalah fungsional dan teknis. Menjadi pemimpin pembelajaran juga berarti menjadi pemimpin yang secara sadar memperhatikan secara penuh aspek-aspek pembelajaran seperti: semua berkontribusi terhadap terwujudnya kesejahteraan dalam ekosistem pendidikan sekolah. Merasa baik di sini berarti segala sesuatu yang menyertainya prestasi siswa. Guru Pengegrak berperan penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, menyenangkan, sekaligus menantang dan penting bagi siswanya. Mereka diharapkan mampu berperan sebagai pemimpin yang berpedoman pada kepentingan terbaik bagi pertumbuhan, perkembangan dan kemakmuran (kesejahteraan) anak didik.