Imron, M.Pd

Guru SMAN 1 Lasem dan founder SMK Cendekia Lasem. Saat ini sudah selesai menulis 3 buah buku. Satu buku dengan Judul Literasi dan Sekolah Penggiran ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pendampingan Individu 3 dan pentingnya penerapan Pembelajaran Sosial dan Emosional.
Merdeka Belajar dimulai dari merdeka diri sendiri dan berdamai dengan diro sendiri

Pendampingan Individu 3 dan pentingnya penerapan Pembelajaran Sosial dan Emosional.

Pagi hari tadi harus melakukan Pendampingan Individu 3 Calon Guru Penggerak bersama Virania. Ssaat berangkat ke SDN 2 Sendangcoyo, Virania minta diantar ke sekolah. Sampai sekolah, ternyata sepi alias libur. Dari pada harus dianter kembali pulang, butuh waktu. Padahal pukul 08.00 WIB sudah janjian dengan CGP di SDN 2 Sendangcoyo. Sehingga ikut diajak naik ke SDN 2 Sendangcoyo sekalian touring pagi hari menuju bukit lereng barat Gunung Argopuro Lasem.

Hari ini untuk ketiga kalinya, mengunjungi SDN 2 Sendangcoyo dalam rangka PI3 Calon Guru Penggerak. Banyak hal yang didiskusikan termasuk Pembelajaran Sosial dan Emosional. Agar dapat memahami dan meresapi PSE secara mendalam, syarat utama adalah harus damai dengan dirinya sendiri. Selama belum berhasil menata emosi dalam diri sendiri, penerapan pembelajaran dengan pendekatan apapun kemungkina berhasilnya relatif kecil.

Seperti diketahui bahwa kesadaran ini berawal dari teori Kecerdasan Emosi Daniel Goleman, dikembangkanlah CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) pada tahun 1995 (www.casel.org) sebagai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Konsep PSE berdasarkan berdasarkan kerangka CASEL tersebut dikembangkan Daniel Goleman bersama sekelompok pendidik, peneliti, dan pendamping anak. Pembelajaran social emosional berbasis penelitian ini, bertujuan untuk mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.

 

 Dengan mengintegrasikan Pembelajaran Sosial dan Emosional di kelas, tidak hanya akan berpotensi menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik, namun juga  memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.

 

Dalam kamus Oxford English Dictionary, well-being dapat diartikan sebagai kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Well-being adalah sebuah kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya. Noble and McGrath (2016) menyebutkan bahwa well-being murid yang optimal adalah keadaan emosional yang berkelanjutan (relatif stabil) yang ditandai dengan: sikap dan suasana hati yang secara umum positif, relasi yang positif dengan sesama murid dan guru, resiliensi, optimalisasi diri, dan tingkat kepuasan diri yang tinggi berkaitan dengan pengalaman belajar mereka di sekolah.

 Kompetensi sosial emosional terdiri dari :

 

1.       Kesadaran Diri, yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

2.       Manajemen Diri, yakni kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.

3.       Kesadaran Sosial:, yakni kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.

4.       Keterampilan Berelasi, yaitu  kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan hubungan yang sehat dan suportif.

5.       Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab, yakni  kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam  mempertimbangkan standar standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.

Apabila dicermati lebih dalam  kelima Kompetensi Sosial dan Emosional yang telah dibahas berhubungan erat dengan 6 (enam) dimensi Profil Pelajar Pancasila. Kelima kompetensi akan mudah dicapai, apabila setiap individu sudah berdamai dengan dirinya sendiri.

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post