Imron, M.Pd

Guru SMAN 1 Lasem dan founder SMK Cendekia Lasem. Saat ini sudah selesai menulis 3 buah buku. Satu buku dengan Judul Literasi dan Sekolah Penggiran ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Secangkir Kopi dalam Diskusi Ringan di sebelah SD-nya Mensesneg
Kenikmatan secangkir kopi menemani diskusi ringan di SDN Dolokgede

Secangkir Kopi dalam Diskusi Ringan di sebelah SD-nya Mensesneg

Selama dua hari ini harus menempuh perjalanan lumayan jauh. Sabtu pagi hari, mendampingi CGP yang paling jauh tempatnya berdinas. Tepatnya di SDN 2 Sendangcoyo Lasem berjakar sekitar 5-7 km dari SMAN 1 Lasem. Walaupun kelihatan dekat, tetapi rutenya lumayan menantang. Karena harus melewati jalanan menanjak, berkelok dan sempit.

Selama kurang lebih 3 jam dilaksanakan Pendampingan Individu 3 bersama CGP di SD tersebut. Dengan ditemani teh panas dan telo godok, diskusi terkait dengan Pembelajaran Sosial Emosi berjalan gayeng. Siang hari kembali ke Lasem sekaligus menyelesaikan beberapa laporan kegiatan yang harus dituntaskan. Sekaligus nunggu istri yang mau ikut ke Tuban. Rencana semula puku 14.00 WIB berangkat. Dengan harapan pukul 16.00 WIB sampai Tuban. Sehingga tidak terlalu malam ke Bojonegoro. Tetapi, ada beberapa laporan yang belum tuntas, akhirnya berangkatnya menjadi pukul 14.50 WIB. Dengan menempuh perjalanan Lasem ke Tubas sekitar 2 jam, pukul 16.50 WIB sampai Tuban dan langsung bertemu dengan sahabat dari Gernas Tastakan Jakarta yang sudah penulis kenal sejak tahun 2008 lalu.

Setelah ngobrol bersama dengan Gernas Tastaka Jakarta, 30 menit kemudian melanjutkan perjalanan ke makam Syeh Asmoro Qondi dan 30 menit sampai tujuan. Beliau adalah ayahanda Sunan Ampel, salah satu dari Wali Songo yang mulai menyebarkan Islam di Tanah Jawa. Makam Syeh Asmoro Qondi berada di belakang masjid Jami Palang. Setelah ambil wudlu dan salat asyar, Kami melanjutkan ziarah makam aulia. Saat mendekat makam, tidak disangka, pintu makam yang biasa dikunci, saat itu petugas membukakan pintu makam. Itulah hikmah terlambat dari Lasem. Selalu ada hikmah dalam segala hal. Saat adzan magrib, pintu makam kembali dikunci alias hanya 15 menit makam tersebut dibuka.

Akhirnya, Kami berdua melaksanakan salat magrib berjamaah di masjid tersebut. Selesai jamaah, Kami kembali ke belakang masjid untuk sekadar salat hajat di masjid asli saat didirikan oleh Syeh Asmoro Qondi. Selesai salat hajat, perjalanan dilanjutkan ke Bojonegoro. Karena sudah larut malam, diputuskan menginap penginapan dekat Desa Dolokgede, alias di Cepu. Malam sekali, pukul 22.30 WIB, Kami masuk hotel dan istirahat total sampai pagi.

Minggu pagi, perjalanan dilanjutkan ke Dolokgede. Tepatnya di SDN Dolokgede. SD tersebut adalah tempat Bapak Pratikno, Menteri Sekretaris Negara menempuh pendidikan Dasar. Saat meninjau SD tersebut masih tutup, sehingga kami putuskan ngopi di sebelah SD. Kopi dengan cangkir khas desa merupakan minuman kebanyakan orang desa sebelum melakukan aktivitas. Seharusnya, Senin pagi bersama tim Jakarta kegiatan di SD tersebut. Bahkan, Pak Menteri direncanakan pulang kampung dan ke almamater yang membesarkan nama pak Manteri. Tetapi, karena Minggu malam ada tasyakuran teman di Rembang, sehingga diputuskan pulang ke Lasem. Pertemanan yang hakiki adalah pertemanan tanpa intrik dan tanpa ambisi tertentu.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post