Pernahkah anda merasa jengkel terhadap siswa yang tidak bisa matematika? Dari materi hitung sederhana hingga pada hitungan yang rumit.

Kemungkinan siswa tersebut menderita Diskalkulia.

Wow, apa itu Diskalkulia?

Diskalkulia adalah kelainan neurokognitif, kesulitan memahami matematika dan konsep dasar aritmatika. Penambahan dan pengurangan, perkalian dan pembagian adalah empat operasi dasar dalam aritmatika.

Mungkin bentuk dan tingkat kesulitannya berbeda untuk masing-masing anak. Tapi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penanganannya.

Menghadapi anak yang unik seperti ini memang perlu penanganan khusus. Tidak bisa hanya sendiri, tapi memerlukan kerja sama antara semua pihak. Guru, orang tua, bahkan butuh kehadiran psikolog pendidikan anak sebagai mediator untuk mengatasi masalah tersebut.

Orang tua harus meluangkan banyak waktu dan kesabaran agar apa yang dianggap kesulitan belajar anak bisa diatasi. Yang dibutuhkan anak, adalah kenyamanan, bebas dari tekanan dalam belajar.

Ironisnya orang tua atau guru yang tidak memahami kelainan anak, cenderung memberikan tekanan. Mereka menuntut untuk sama dengan teman-temannya yang normal. Al hasil, anak semakin merasa stres tiap kali melihat angka-angka bertebaran di bukunya.

Nah, yang penting setiap ada keunikan yang terjadi pada siswa perlu kita pelajari. Jangan sampai anda memberi treatment yang tidak tepat pada siswa.

-----

Untuk para emak-emak termasuk yang nulis ini, Diskalkulia

muncul di tanggal-tanggal tua, banyak yang dihitung hingga sering salah-salah angka...wkwkwkwkwk.

Nanti pas tanggal muda hilang dengan sendirinya penyakit itu.

Hehehe...nggak betul kan????