Mata Emas
Aku terjatuh di antara pecahan matahari, ada yang masih terasa menyengat menempa kulit, ada yang telah padam mendinginkan kepala. Aku menikmati tiap bagiannya. Serupa tunas, sepi tumbuh sepanjang ladang tak berpenghuni. Berkali-kali aku mengutuki nyeri, yang lama mendekam dalam hati.
Aku berdiri di antara jari hujan, yang datang di sela bulan april. Berhari-hari menghitung seberapa banyak ujian mendera, lalu merebus dalam segala permohonan.
Sampai mengering segala niat, hingga datang gerimis menumbuhkan lagi, dan lagi.
Aku mematung di antara batu batu bisu, menanggalkan segala bising di tiap lubang. Menutup kemungkinan terburuk. Tapi angan berpacu dengan ingin, yang terjadi lesap berpaling dari rencana. Hilang kekata, kecuali desah takjub atas segala.
Dapatkah kau membukakan pintu, agar aku dapat melihat cahaya yang jatuh dari mata emasmu?
#edisinggombal
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren buu..
pintu ngarep po mburi???