Suatu pagi, saya keluar mencari hawa segar. Setelah beberapa hari terkurung dalam ketakutan. Takut terkena virus Corona.

Mengunjungi pasar yang ada di dekat rumah, adalah kebiasaan yang sudah lama saya lakukan. Pasar rakyat yang sangat menghargai pecahan koin berapapun nilainya. Uang lima ratus rupiah tetap dapat ditukarkan dengan makanan atau sayuran. Ah...luar biasa!

Memang tidak seramai biasanya, tapi tetap ada geliat untuk bertahan menegakkan perekonomian keluarga.

Saya yakin, mereka bukannya tidak patuh pada himbauan dari pemerintah daerah. Atas wabah yang menimpa negara ini. Tapi, dapur yang harus tetap ngebul menjadi alasan yang paling masuk akal.

Corona memang jahat dan gila, maka tiap kali saya ke pasar melihat orang yang tetap gigih mempertahankan hidup dengan caranya sendiri. Selalu saya selipkan doa yang paling tulus untuk kesehatan mereka semua.

Saya mencintai mereka yang tetap memperjuangkan hidupnya.

Seperti saya mencintai guru-guru yang tetap konsisten membimbing muridnya dari jarak jauh.

Ah,

"Corona lebih jahat dari sepi"

Madiun, akhir Maret 2020