Indartatik Susilo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengenal Saptonan, Tradisi Lokal di Kota Kuda Kuningan
Saptonan

Mengenal Saptonan, Tradisi Lokal di Kota Kuda Kuningan

Tantangan guru menulis 30 hari, menulis hari ke-17

Indonesia sebagai negara multietnis dan multikultur menyimpan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya. Kakayaan yang diwariskan nenek moyang terdahulu tersebut sebagian masih eksis dan terus dilestarikan oleh generasi masa kini di tengah gempuran budaya luar yang semakin masif. Geliat pelestarian budaya tersebut masih nampak pada beberapa momen tertentu seperti peringatan hari besar nasional maupun hari jadi daerah masing-masing.

Kabupaten Kuningan yang secara administratif berada di provinsi jawa barat juga memiliki tradisi khusus dalam rangka menyambut hari jadi wilayah yang dikenal dengan istilah Saptonan. Tradisi ini merupakan salah satu warisan leluhur Kabupaten Kuningan yang berupa lomba ketangkasan dan juga keterampilan memasukan tombak ke dalam lubang yang ada di bawah ember yang digantung di atas tempat yang telah disediakan yang dilakukan sambil menunggangi kuda. Jika tombak peserta permainan ini bisa melalui cincin tanpa menumpahkan airnya,maka dialah pemenangnya.

Dari berbagai literatur sejarah salah satunya buku Sejarah Kuningan karya Prof. Edi S. Ekajati diperoleh keterangan bahwa cikal bakal pemerintahan di kota Kuningan dimulai pada masa Zaman Adipati Ewangga. Pada masa ini Sang Adipati mempunyai kuda kesayangan dengan nama Windu. Walaupun kudanya berukuran kecil tapi gerakan kuda tersebut sangat lincah dan cepat. Kemudian sang adipati berinisiatif membuat semacam kompetisi yang diikuti keluarga kerajaan, para demang atau kepala desa dan tumenggung atau camat yang ada di Kabupaten Kuningan. Akantetapi seiring perkembangan zaman, rupanya permainan ini juga disukai masyarakat biasa terutama mereka yang mempunyai kuda. Hingga akhirnya berkembang dan kini menjadi agenda rutin tahunan masyarakat Kuningan yang pesertanya bisa dari kalangan manapun. Tradisi Saptonan ini selalu digelar setiap tahun dalam rangka hari jadi Kuningan yang jatuh pada tanggal 1 September, termasuk pada perayaan hari jadi Kuningan yang ke-524 pada 1 september 2022 rencananya pemerintah Kabupeten Kuningan akan menyelenggarakan kembali kegiatan saptonan ini. Selain sebagai sebuah tradisi, Saptonan saat ini juga menjadi sebuah hiburan bagi warga serta guna melestarikan budaya lokal terutama bagi generasi muda agar dapat mengenal sejarah Kuningan.

Pemerintah Kabupaten Kuningan memiliki harapan besar dengan digelarnya tradisi ini agar dapat meningkatkan promosi pariwisata agar para wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal mau berkunjung ke Kuningan. Sementara itu sejumlah warga pun antusias melihat gelaran tradisi Saptonan yang digelar Pemkab Kuningan setiap tahun. Warga yang sudah lama menunggu langsung menyerbu hasil bumi yang dipersembahkan setelah diarak. Para warga pun saling berebut hingga saling dorong, mereka masih mempercayai dengan apa yang berhasil diambil merupakan perlambang berkah. Lalu bagaimana dengan derah anda, adakah tradisi leluhur yang sampai sat ini masih sering diperingati dan dilestarikan?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post