Tantangan guru menulis 30 hari, menulis hari ke 16

Dalam setiap kegiatan, kesuksesan sebuah acara merupakan salah satu tujuan ahir dari setiap kerja keras semua stake holder yang terlibat. Akantetapi yang sering dilupakan bahwa sebuah hasil ahir yang cemerleng bukan semata merupakan kerja keras satu dua orang saja melainkan kerja kolektif dari setiap lini. Jika dianalogikan sebagai sebuah permainan sepakbola, sebuah gol pembawa kemenangan dalam sebuah pertandingan tentu bukan hanya kerja keras seorang striker yang menendang bola ke arah gawang lawan, melainkan ada peran semua pemain dari mulai penjaga gawang, pemain bertahan, pemain sayap juga ada pelatih, manager team, terapis bahkan keluarga atlit yang kontribusinya cukup besar yang tentu saja semua peran ini disesuaikan dengan kapasitasnya masing-masing.

Sudah menjadi sebuah ketetapan bahwa dalam sebuah kegiatan terbagi menjadi 2 yaitu sebagian dari mereka bekerja sebagai front line dan sebagian lagi bekerja di belakang layar. Kali ini saya tertarik membahas mengenai peran mereka yang seringkali tidak terekam layar atau bahkan tidak terlihat bergengsi tapi sangat penting keberadaan dan fungsinya. Misalnya dalam situasi mudik lebaran yang melibatkan gelombang besar mobilitas manusia. Kita sering melihat dilayar kaca sesi wawancara dengan pejabat tinggi negara, kepala daerah atau bahkan pejabat struktural berseragam yang seolah olah peran mereka sangat besar sehingga layak diganjar dengan liputan stasiun TV dan nama mereka menjadi terkenal, sedangkan ada banyak peran petugas dari sudut- tak terliput media yang perannya juga tak kalah penting misalnya petugas kebersihan, penjaga palang pintu kereta, tenaga kesehatan, juru parkir atau bahkan petugas tiketing. Bisakah kita membayangkan jika salah satu diantara mereka absen mengerjakan tugasnya?.Aksi mereka mungkin dianggap kecil akantetapi justeru memberikan dampak besar bagi kelancaran dan keberhasilan sebuah acara meskipun pada kenyataanya kehadiran mereka sangat jauh dari hingar bingar pemberitaan dan tepuk tangan bergemuruh dari khalayak penonton. Dari mereka yang berjuang dari sudut sempit inilah kita bisa mengambil hikmah penting bahwa sebuah jalan sunyi namun berarti yang pengerjaanya disertai dengan perasaan ikhlas akan mendatangkan kebaikan bagi semua tidak hanya bagi orang lain akantetapi semua juga akan kembali kepada diri kita sendiri. Hal ini juga disebutkan di surat Al-Isra’ ayat 7 yang berbunyi, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat jahat, maka (kerugian kejahatan) itu untuk dirimu sendiri.” Kebaikan untuk orang lain akan mendatangkan kebaikan untuk diri sendiri. Sebaliknya, perbuatan buruk kepada orang lain juga akan mendatangkan keburukan bagi siapapun yang melakukannya.

Melakukan perbuatan baik semata-mata karena mengaharp keridhaan allah swt justeru akan mendatangkan kasih sayang Allah SWT di dunia maupun akhirat. Melakukan perbuatan baik juga akan membuka pintu kebahagiaan, kesehatan, dan ketenangan hati. Berbuat baik disertai perasaan tulus ikhlas bisa juga diartikan sebagai satu langkah lebih dekat untuk meraih rahmat Allah SWT. Sebagai umat beragama yang berketuhanan tentu saja kita menyakini konsep ini. Semoga kita senantiasa termasuk kelompok orang-orang yang selalu berusaha berbuat baik apapun profesi dan posisi kita saat ini dengan tetap menjaga semangat untuk berjuang di sudut-sudut tak terliput.