Tantangan ke 33

Sepenggal Cerita Tetangga

Oleh

Indaryati

MAN Temanggung

Sudah lama dirasakan seorang istri tetangga yang merasa hidupnya kekurangan. Selama ini tak banyak dirasakan karena kesibukan mengurus anak-anak dan tuntutan kebutuhan. Sejak anaknya yang pertama lahir kehidupan mereka seperti biasa saja. Kekurangan kebutuhan keluarga merupakan hal yang biasa. Ada uang sekarang bisa makan tidak ada uang mereka berusaha dihadapi dengan puasa. Yang terpenting anaknya bisa makan. Suami istri saya pandang orang yang kuat bila menghadapi kesusahan.

Pagi hari kegiatan suami adalah kepasar untuk kulakan yang nanti sore akan di jual di pingir jalan depan rumah ibunya. Setelah pulang dari pasar istrinya sudah menyiapkan makan pagi sederhana nasi berlauk tempe goreng. Itu sudah terasa nikmat dirasakan nikmat tak terkira oleh keluarga ini. Mandi dan siap – siap untuk berangkat bekerja di sebuah usaha kebersihan yang dikelola oleh PT. pekerjaan ininsudah dijalani kurang lebih empat tahun. Kerja dari jam setengah delapan sampai jam dua siang. Sedangkan sore hari buka warung kecil di rumah.

Suatu sore dagangan di gelar di warung gubuk kecil depan rumah.

Assalamualaikum

Pak mau beli

Istri beli apa bu

Saya mau beli mie godok mame (merek mie jaman dulu)

Ya bentar saya buatkan

Pembeli menjawab “saya mau suami ibu yang membuatkan bukan ibu”

Istri ‘oh yaa, suami saya baru persiapan sebentar di tunggu ’

Ibu itu menunggu agak lama demi sepiring mie yang memang banyak pelanggan yang cocok masakan suami dari pada istrinya

Kata pelanggan maakan suaminya lbih cocok enak di banding kalau istrinya yang membuat.

Entah mengapa mie dengan merek yang sama tapi beda rasanya bila yang membuatnya juga berbeda

Istri lalu pergi dengan hati yang agak dongkol karena di tolak oleh pelanggan mei suaminya

#Dapur ku Mantap

Temanggung, 19 Juni 2020