Rahmatan lil’alamin No Bullying

Oleh: Indaryati

Madrasah yang bernaung di bawah kementerian Agama dalam melaksanakan IKM tidak lepas dari nafas keagamaan menjadi salah satu pondasi. P5 Rahmatan lil’alamin salah satu wujud dalam mengantarkan perkembangan atitute peserta didik. Sebagai wujud Implementasi kurikulum merdeka, secara komprehensip dapat di berikan melalui Proyek Penguatan Profij Pancasila Rahmatan lil’alamin (P5 RA). Selain bertujuan mengasah minat dalam budaya dan kebinekaan Nusantara juga penerapan karakter siswa yang mempunyai jiwa yang rahmatan lil’alamin menjadi fondasinya.

Madrasah merupakan salah satu tempat kawah candradimuka untuk guru maupun untuk siswanya. Guru dituntuk untuk menjadi seorang yang bisa digugu dan ditiru. Digugu adalah kata dari Bahasa jawa yang artinya kata-katanya bias dipertanggung jawabkan, dan ditiru sikap dan perbuatannya bias jadi contoh teladan bagi para siswanya.

Kegiatan peserta didik di madrasah tak lepas dari pengawasan guru dan semua tenaga kependidikan di sekolah tersebut. Dengan melihat perkembangan pergaulan peserta didik di madrasah membuat keprihatinan yang mendalam bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Bermula dari masa pendemik dimana peserta didik tidak tatap muka sehingga mereka tidak bergaul langsung dengan teman-temannya hanya dengan menggunakan alat komunikasi bernama handphone.

Dampak yang begitu besar setelah mereka masuk ke sekolah bertemu dengan teman-teman sebayanya. Cara bersosialisasi dan bergaul masih dengan cara yang kaku dan kurang luwes. Bagaimana mengajak siswa dan semua civitas akademika madrasah dapat melaksanakan visi rahmatan lil’alamin yang dicanangkan oleh kementerian agama dalam kurikulum merdeka.

Jarang mereka melakukan membicarakan tentang sesuatu yang memperluas kasanah keilmuan untuk mereka dalam hal pelajaran walaupun dilingkungan madrasah, lingkungan rumah atau di mana mereka tinggal. Muncul keprihatinan dari lingkungan madrasah hingga perlu di adakan pembinaan yang intensif selain wali kelas yang dekat dengan siswa juga semua guru yang mengajar di kelas tersebut.

Peserta didik cenderung masih menggunakan handphone (HP) sebagai teman dalam mereka mengisi waktu sebelum pelajaran dimulai, sewaktu jeda pembelajaran, dan waktu-waktu sedikit luang dalam kelas. Hasil pengamatan justru siswa susah untuk lepas dari ketergantungan denga HP, boleh dibilang siswa lebih banyak konsentrasi ke HP dari pada pada mata pelajaran yang mereka ikuti saat itu. Pembicaraan yang sedikit menyingung membuat mereka naik darah dan bertindak kadang dengan kekerasan, berbentuk kata-kata, tindakan dan pembulian. Dari sinilah mereka tidak memberikan sikap homat dan tawaduk dengan guru serta kurangnya kesopanan yang di rasakan ini hasil pengamatan dan pengalaman yang guru rasakan.

Terkait dengan implementasi kurikulum merdeka dan rahmatan lil’alamin merupakan penyempurnaan pada madrasah di bawah naungan kementerian agama. Rahmatan lil’alamin semoga menjadi salah satu solusi dalam membentuk peserta didik sopan santun dan berakhakul karimah . langkah-langkahnya sebagai berikut:

Rahmatan arti dari kata tersebut adalah kasih sayang yang dilandasi dengan ketulusan yang mengharapkan kebaikan. Menjadi salah satu poin dalam bergaul dengan teman di madrasah adalah rahmatan atau kasih sayang dengan teman sekelas, tetangga kelas dan keoada semua saja yang mereka ajak berteman, bergaul, bersosialisasi. Dalam satu kelompok kelas menekan kan untuk mereka selalu mengutamakan rahmatan. Kenyamanan dalam kelas dan likungan madrasah menjadi sangat mendukung terciptanya lingkungan belajar yang nyaman.

Rahmatan Lil’alamin menjadi manusia yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta. Istilah rahmatan lil’alamin istilah dalam Al Quran dalam Surat Al-Ambiya’ ayat 107: yang artinya “Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmad bagi semesta Alam”. Dari ayat tersebut menegaskan bahwa ajaran Islam yang di pahami secara benar akan mendatangkan rahmad untuk semua orang, baik Islam maupun Non Islam.

Dengan dasar pada surat tersebut siswa di berikan sebuah pengertian bahwa membuat orang lain tidak nyaman menjadikan salah satu timdakan yang melanggar ayat-ayat Allah Swt. Islam tidak memperkenankan tindakan mencela, membuli, memusuhi, dan tindakan lain yang membuat orang lain tidak nyaman. Islampun tidak membenarkan adanya diskriminasi karena perbedaan agama, suku, ras dan bangsa. Perbedaan suku, bangsa dan warna kulit, adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan dan kebijaksanaan Allah Swt.

Mangajak siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi pengunaan HP, agar siswa lebih banyak bersosialisasi dengan teman sehingga mereka dapat bergaul, berkomunikasi dengan Bahasa sehari hari baik Bahasa jawa atau Bahasa persatuan Bahasa Indonesia. Langkah salah satunya mengajak siswa untuk mengumpulkan HP pada saat berlangsung pembelajaran agar mereka focus pada pelajaran yang di sampaikan guru.

Mengajak siswa mempunyai rasa empati, apakah itu empati? Empati merupakan salah satu rasa yang perlu di tumbuhkan diantara siswa dan teman bergaul baik yang satu kelas maupun kelas lain ataupun siswa yang bersekolah di tempat yang lain. Bias kita bayangkan apabila satu saja siswa yang tidak punya rasa empati maka kelas mereka akan terjadi ketidak seimbangan dalam bergaul. Membenci merupakan salah satu perasaan yang bertentangan dengan rahmatan lil’alamin.

Bionarasi

Guru PKWU dan Keterampilan MAN Temanggung, satu tahun tengelam kini kangen teman-teman