Indriani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Birokrasi Bikin Emosi

Birokrasi Bikin Emosi

Di setiap lembaga, baik lembaga formal maupun non formal, pasti ada yang namanya birokrasi. Satu kata yang sering membuat saya frustasi dan emosi. Bagaimana tidak. Berbagai pengalaman yang tidak menyenangkan saya alami karena berhubungan dengan “si birokrasi” ini.

Salah satu contoh, pada saat jatuh tempo untuk membayar pajak kendaraan bermotor. Sebagai warga negara yang baik dan taat pajak, saya ingin membayar pajak motor saya dong. Tapi karena saya sedang di luar kota, maka saya minta tolong suami untuk membayarkan. Eh, gak lama suami mengabarkan kalau beliau tidak bisa membayarkan. Saya tanya alasannya, katanya karena STNK motor atas nama saya bukan atas nama suami, maka suami harus membawa surat kuasa dari saya dilengkapi dengan materai 6000. Whaaatttt??? Padahal suami sudah bawa KTP asli saya. Dan padahal kita yang bakal keluar uang, tapi masih saja dipersulit. Tepok jidat deh.

Lain waktu saya mau memperpanjang SIM (warga negara yang taat banget ya!). Kalau biasanya hanya cek kesehatan (tes mata, ukur tinggi dan berat badan) saja, eh, sekarang nambah lagi, psikotest. Bayarnya 100 ribu rupiah pula. Alamaaaakkkk…. Emang apa hubungannya SIM dengan kemampuan saya menandai titik-titik dan pola-pola yang sama seperti yang ditanyakan pada saat psikotest??? Entahlah… Tapi karena harus diikuti kalau tidak SIM tidak bisa diperpanjang, walaupun dengan hati mendongkol melayang jugalah si merah itu.

Bukan cuma di kantor pelayanan masyarakat, di lingkungan sekolahpun juga pernah bermasalah dengan “si birokrasi” ini. Sekolah kami merupakan sekolah terpadu, di sana ada TK, SD, SMP dan SMA, di mana ada sarana yang digunakan untuk bersama, salah satunya aula. Untuk peminjaman aula, ada beberapa syarat. Harus didaftarkan beberapa hari sebelum hari H, harus ditulis di buku, yang meminjam harus guru, yang menjemput kunci harus guru. Sampai poin ini saya masih fine-fine saja. Masalahnya muncul pada saat akan mengembalikan kunci. Karena ada kerjaan lain, maka saya amanahkan siswa untuk mengembalikan. Tidak lama kemudian siswa tersebut melapor kalau kunci sudah kembali dengan selamat. Sip. Sayapun bersiap pulang. Tapi baru sampai di parkiran, dapat telpon protes, kenapa bukan saya yang mengembalikan, mengapa menyuruh siswa. Duh Gusti…. Padahal itu kunci gak hilang, gak lecet, gak sakit, gak harus dibawa ke emergency…

Birokrasi oh birokrasi….

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Iya Bund. Terkadang gregetan yah lihat birokrasi yang ada. Sukses selalu dan barakallahu fiik

26 Jan
Balas

Begitulah birokrasi mengukung hidup ini. Sukses selalu dan barakallahu fiik

19 Feb
Balas

innalaaha yuhibbus soobirin

26 Jan
Balas

aku yes buk, tulisannya buat gregetan

28 Jan
Balas

Mantap buk

05 Feb
Balas



search

New Post