Indriati Diyah Retnani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Wisata di Candi Borobudur Dilarang Naik ke Bagian Atas (Catatan ke 116)

Wisata di Candi Borobudur Dilarang Naik ke Bagian Atas (Catatan ke 116)

Wisata di Candi Borobudur Dilarang Naik ke Bagian Atas (Catatan ke 116)

Karena padatnya acara di hari raya Idul Fitri, keluarga baru bisa meluangkan waktu untuk heeling (dalam KBBI artinya proses penyembuhan secara psikologis, halah), wis intinya nembe bisa plesir, ngono wae, . . itupun pakai acara drama korea dan bersandiwara tingkat dewa, hem. Nggak apa-apa yang penting dan kelakon nuruti bocah plesir ke Borobudur.

Start pukul 09.30 dari Kebumen, butuh waktu sekitar 3 jam (jalan pelan ramai lancar) karena harus mampir ke kos putri kedua di dekat stadion dr. Moch Soebroto Magelang, lanjut salat duhur, kemudian meluncur ke lokasi. Rencana menghindari kemacetan dan keramaian saat Idul Fitri namun alhamdulilah ternyata parkiran penuh luar biasa. Syukurlah, artinya ekonomi masyarakat sudah kembali normal.

Sampai di pintu masuk kami melihat beberapa turis dan orang-orang yang berpakaian seragam putih, hilir mudik kru TV, dan owh baru ingat ternyata besok, 16 Mei adalah perayaan Waisak. Oke deh, saya ucapkan selamat bagi pemeluknya ya (toleransi/Indahnya Keragaman). Tenda serba putih, bunga-bunga tersusun rapi, dan obor sudah terpasang di beberapa titik mengitari candi siap dinyalakan esok saat perayaan Waisak.

Himbauan dari speaker terdengar jelas, bahwa pengunjung dilarang naik ke atas  hanya diperbolehkan berada di seputar candi (di lantai pertama). Saya pikir karena besok ada upacara Waisak sehingga lokasi diamankan. Kemudian ada pengunjung (sepertinya guide, komplain dan merasa tidak nyaman dengan peraturan itu. Sedikit terjadi keributan, saya coba mencari penyebab kenapa pengunjung dilarang naik, setelah googling, ternyata sudah ada kebijakan baru terkait kunjungan wisatawan ke Borobudur.

Melansir dari situs resmi, bagian Arupadhatu terdapat 72 stupa, bagian itulah yang kini tak lagi bisa dikunjungi. Sambil berjalan naik ke atas terlihat wisatawan asyik berada di seputaran candi. Tangga menuju ke Arupadhatu terkunci. Beruntunglah untuk yang pernah bisa naik sampai atas, karena kita bisa melihat salah satu keajaiban dunia. Masih ingat kan, dulu waktu berkunjung, kita sering memasukkan tangan kita ke dalam stupa itu, nggak ngerti maksudnya apa, seneng sajalah.

Usut punya usut, alasan pertama sejak adanya virus pandemi membuat kita harus jaga jarak, sedangkan tangga naik kan sempit tidak memungkinkan untuk jaga jarak. Virus juga akan menempel ke dinding candi dan sulit untuk disterilkan. Yang kedua, mungkin nih sudah saatnya Candi Borobudur harus diamankan. Terlihat ada pergeseran bebatuan sehingga perlu diantisipasi sejak dini untuk kelestarian budaya di waktu mendatang. Nah itu masalahnya, jadi teman-teman jangan kaget ya kalau wisata ke Borobudur nggak boleh naik? Yuk jaga dan lestarikan kekayaan negeri kita!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren ulasannya dan informatif bunda Indriati, semoga sehat selalu

16 May
Balas

Mantap ulasannya. Semoga sehat selalu Bunda.

16 May
Balas

Aamiin, sama-sama Bunda

16 May



search

New Post