#Tagurke-41

Petok...petok.....petok ...teriakan ayam betina sampai ke telinga kambing. Si Babon itu segera kabur setelah ia di lempar dengan batu oleh Mamad. Mamad merasa jengkel pada si babon karena selalu memakan gabah yang dijemurnya. Si Babon kemudian mendekati Kambing sahabatnya yang tinggal satu rumah . Kambing juga merasa kasihan padanya karena melihat kepala Babon luka oleh lemparan batu. Si Kambing mencoba untuk menenangkan si Babon agar tidak marah.

Si Babon masih merasa jengkel . Ia benci watak manusia seperti Mamad . Ia baru sedikit makan gabahnya Mamad langsung naik pitam sampai kepalanya luka kena lemparan batu. Pada hal Mamad setiap hari makan telurnya. Si Babon benar-benar sebel.

Mendengar cerita si Babon si kambing hanya diam saja . Ia menanggapinya dengan santai, dan seakan menyalahkan si Babon karena sering mencuri gabah Mamad yang dijemur. Si Kambing bercerita kalau Mamad sayang padanya . Ia selalu diajak jalan-jalan ke kebun untuk merumput. Ia bahkan selalu memenuhi kebutuhan maknannya. Mamad bahkan tak segan segan untuk memandikannya agar badannya selalu bersih dan sehat. Mendengar cerita si kambing si Babon menjadi iri karena Mamad membeda-bedakan peliharaanya. “ Ayo mbek..makan yang lahap ya!” Mamad memberikan rumput yang segar kepada si Kambing biar badannya gemuk dan sehat. Dengan lahapnya si Kambing menyantapnyanya. “sebentar lagi Idul Adha besuk kamu akan kujual dipakai untuk kurban. ” Mendengar suara Mamad tubuh si Kambing menjadi gemetar dan si Babon lari ketakutan.

Rembang, 11 Juli 2020

SALAM LITERASI