YUK GHIBAH...

Setelah membaca hadis ini kok jadinya ngeri-ngeri sedap.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ ». قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ. قَالَ « ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ ». قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِى أَخِى مَا أَقُولُ قَالَ « إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ »

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah engkau apa itu ghibah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Ia berkata, “Engkau menyebutkan kejelekan saudaramu yang ia tidak suka untuk didengarkan orang lain.” Beliau ditanya, “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?” Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika sesuai kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim no. 2589).

Menyadari kalau diri ini kadang masih terpeleset untuk ngerasani orang. Astagfiruallahaladzim. Apalagi kalau dah pul kumpul. Ada aja pembahasannya.

Lalu ku coba merenung. Gimana ya kalau ghibahnya di ganti yang baik-baik saja.

Kayak ghibah kepada orang kaya yang dermawan, baik hati, dan penuh inspirasi. Atau ghibah kepada kebaikan seseorang yang bisa dijadikan suri tauladan. Asyik kali ya...secara tidak langsung justru malah memberikan attention kepada orang yang menjadi objek ghibah. Kalau ghibahnya yang baik-baik gitu kan bisa menjadi mirroring buat kita. Sapa tahu kebaikannya nular.

Dilihat dari kaca mata ilmu vibrasi. Segala sesuatu apabila diberikan pengamatan, syukur-syukur bisa sampai delongop. Sebetulnya tanpa sadar kita sudah terkoneksi dengan sesuatu tersebut. Kita menarik energinya. Jadi... Jangan heran apabila setelah ghibah. Sifat dan perbuatan yang sudah dijadikan objek ghibah langsung nular kepada kita. Kita jadi seperti dia. Apalagi kalau ada intentionya. Jadi tambah kuat.

Dari pada ghibah sesuatu yang buruk. Bagi yang hobi ghibah. Yuk ghibah dalam kebaikan.