Intan irawati

Intan Irawati, mengajar sejak tahun 2001. Mulai menulis artikel ilmiah dan populer sejak tahun 2008. Menempuh pendidikan S-1 UNJ jurusan pendididikan fisika dan...

Selengkapnya
Navigasi Web
YUK, NGOBROL DENGAN REMAJA! UPAYA MENCEGAH PERGAULAN BEBAS

YUK, NGOBROL DENGAN REMAJA! UPAYA MENCEGAH PERGAULAN BEBAS

Baru-baru ini viral berita peristiwa kecelakaan yang melibatkan sepasang pelajar yang sedang pacaran dalam mobil. Karena kaget digrebek warga, pelajar laki-laki langsung menancap gas hingga menabrak tiang dan trotoar. Yang menghebohkan warga adalah penumpang perempuan mobil ini ditemukan tanpa busana dan masih berstatus pelajar SMP. Ada pula berita viral di tiktok seorang anak perempuan berusia 12 tahun di Kabupaten FakFak, Provinsi Papua barat, yang mengalami kehamilan padahal masih duduk di bangku kelas 6 SD. Kehamilan anak ini diduga merupakan korban pergaulan bebas. Awal tahun ini pun sebuah kabupaten di Jawa Timur telah mencatat adanya 198 pelajar yang menikah dikarenakan hamil. Mereka diduga melakukan pergaulan bebas.

Sederet fakta di atas tentulah membuat para orang tua merasa resah. Mengapa generasi muda yang diharapkan menjadi pemimpin di masa depan terjerumus dalam pergaulan bebas?. Pergaulan bebas merupakan salah satu bentuk perilaku yang menyimpang dari norma masyarakat Indonesia dan agama. Laki-laki dan perempuan bergaul tanpa mengindahkan status bahkan berperilaku selayaknya pasangan yang sudah menikah. ‘Kumpul kebo’ merupakan istilah yang kerap digunakan bagi pasangan yang hidup serumah tanpa status atau ikatan pernikahan. Dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas sangat dahsyat. Rusaknya sistem kekeluargaan karena lahirnya anak-anak di luar pernikahan, juga adanya risiko gangguan kesehatan karena mengonsumsi obat-obatan atau minum-minuman beralkohol hingga putus sekolah.

Banyak hal yang diduga pemicu perilaku ini. Penulis berpendapat penyebab utama adalah penggunaan internet yang salah. Mudahnya akses internet dan kebutuhan yang tinggi akan gawai telah membawa banyak dampak baik positif maupun negative. Salah satu hal negative yang perlu diwaspadai adalah meluasnya pornografi di kalangan remaja. Hal ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Remaja yang nota bene baru saja mengalami pubertas dan masih baru mengenal ketertarikan dengan lawan jenis ini menjadi berani bereksperimen yang merugikan diri sendiri. Tak hanya individu remaja tersebut yang mengalami malu, rendah diri bahkan putus sekolah, orang tua dan keluarga pun ikut menanggung akibatnya. Berawal dari kebebasan mengakses internet tanpa edukasi yang cukup dari orang tua dapat menjerumuskan anak-anak dalam perilaku menyimpang.

Tentu saja pergaulan bebas pada pelajar dan mahasiswa di sekitar kita ini bisa dijadikan sebuah sarana untuk mengingatkan kita akan pentingnya Pendidikan agama dan moral dalam keluarga. Apakah kesibukan orang tua mencari nafkah membuat mereka lupa untuk membekali anak-anaknya keimanan dan ketakwaan yang dapat menjadi benteng dalam bergaul. Atau karena konflik antara kedua orang tua, broken home, anak akhirnya mencari perhatian dan pergaulan bebas dengan orang yang tidak bertanggung jawab.

Tak hanya itu, peran sekolah pun tak kalah strategisnya. Teladan para guru serta upaya edukasi akan pergaulan yang sehat akan memberikan panduan bagi para pelajar dalam berteman dan bergaul. Apalagi bimbingan guru agama, ustadz, kyai dan para pemuka agama yang seharusnya tidak pernah bosan dan putus asa mengingatkan akan bahayanya pergaulan bebas.

Satu hal kecil yang mungkin bisa mengurangi perilaku menyimpang ini adalah dengan berusaha menyempatkan diri bicara dengan remaja atau anak-anak kita. Ngobrol. Banyak keluarga yang masing-masing lebih sibuk dengan gawai masing-masing daripada berkomunikasi antara mereka. Padahal ngobrol sejenak akan membuka pintu penghalang dan bisa menjadi pemecah kebuntuan sebuah masalah. Ada sebuah hadits yang bercerita bagaimana komunikasi Rasulullah SAW dengan seorang remaja yang ingin melakukan zina.

Ketika Rasulullah ﷺ sedang duduk bersama para sahabatnya, seorang pemuda datang menemuinya.

“Wahai Rasulullah ﷺ, izinkan aku berzina!” ucapnya blak-blakan tanpa malu-malu.

Para sahabat pun marah mendengar perkataan tidak sopan pemuda tersebut kepada Rasulullah ﷺ. Beberapa sahabat malah telah bangkit, siap memberi pelajaran kepada pemuda tersebut.

Rasulullah ﷺ yang menyadari para sahabatnya marah, segera menenangkan sembari memanggil si pemuda untuk duduk bersamanya.

“Relakah kamu bila seseorang berzina dengan ibumu?” tanya Rasulullah ﷺ kepada si pemuda.

Dengan tegas si pemuda menjawab, “Tentu tidak.”

“Orang-orang lain pun tidak rela bila ibunya dizinahi,” ucap Rasulullah ﷺ.

Lalu Rasulullah bertanya kembali, “Relakah kamu bila seseorang berzina dengan putrimu?”

“Tentu tidak,” ucap si pemuda lantang kedua kalinya.

“Orang-orang lain pun tidak rela bila putrinya dizinahi,” ucap Rasulullah ﷺ.

Lalu Rasulullah bertanya kembali, “Relakah kamu bila seseorang berzina dengan saudari perempuanmu?”

“Tentu tidak,” ucap si pemuda lantang ketiga kalinya.

“Orang-orang lain pun tidak rela bila saudari perempuannya dizinahi,” ucap Rasulullah ﷺ.

Perlahan, si pemuda memahami maksud dari pertanyaan Rasulullah ﷺ bahwa ada hikmah di balik pelarangan zina. Bahwasanya zina itu perbuatan keji, merugikan, dan bisa menyakiti pihak lain.

Si pemuda pun mengurungkan niatnya.

“Kalau begitu berdoalah untukku ya Rasulullah ﷺ agar aku bisa terhindar dari zina,” pinta si pemuda.

Segera Rasulullah ﷺ mengangkat tangannya dan meletakkannya di pundak si pemuda seraya berdoa: ampunilah dosanya, bersihkanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya (HR. Ahmad no. 21185).

Demikianlah teladan Rasulullah bagi para orang tua, pendidik dan ulama bagaimana berkomunikasi dengan remaja. Tetap menjaga kedekatan hubungan anak dengan orang tua walaupun orang tua sedang memiliki banyak masalah, semoga membuat remaja kita akan berpikir ulang ketika akan melampiaskan syahwatnya melalui pergaulan bebas ini. Sehari sepuluh menit, semoga mengembalikan perilaku anak-anak kita kepada pergaulan yang benar.

Wallohu a’lam bishshowab

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post