Iqbal Anas

Kepala Sekolah SDIT Adzkia Bukittinggi Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merdeka Belajar, Lantas Selama Ini Siapa yang Menjajah Pendidikan Kita?

Merdeka Belajar, Lantas Selama Ini Siapa yang Menjajah Pendidikan Kita?

Agaknya sedikit menarik juga dibahas ide Mas Mentri Nadiem tentang Merdeka Belajar. Karena secara sekilas kita bisa memaknai bahwa kalau sekarang kita merdeka belajar, berarti selama ini kita belum merdeka belajar? berarti selama ini pendidikan kita masih 'dijajah?" hmmm ini menarik juga untuk di elaborasi.

Kita tentu sangat yakin bahwa munculnya ide dan kebijakan Merdeka Belajar oleh Mentri Pendidikan ini memiliki dasar pijakan dan latar belakang yang kuat. Tidak mungkin ini hanya ide asalan dan serampangan saja. Pasti ada sesuatu yang melatarbelakangi. dan tentu saja kalau kebijakan "Merdeka" tentu mas menteri melihat dan mengamati selama ini pendidikan kita masih belum merdeka (alias terjajah). Lantas siapa dan apa yang menjajah pendidikan selama ini? dan apa maksud dari merdeka belajar itu?

Dikutip dari Wikipedia dijelaskan bahwa

Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju Nadiem Makarim. Esensi kemerdekaan berpikir, menurut Nadiem, harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya pada siswa-siswi. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.

Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas. Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi, dan tidak hanya mengandalkan sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing. Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.

Nadiem membuat kebijakan merdeka belajar bukan tanpa alasan. Pasalnya, penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah; untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 Negara.

Menyikapi hal itu, Nadiem pun membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi literasi, numerasi, dan kurvei karakter. Literasi bukan hanya mengukur kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep di baliknya. Untuk kemampuan numerasi, yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata. Soalnya pun tidak, tetapi membutuhkan penalaran.

Satu aspek sisanya, yakni Survei Karakter, bukanlah sebuah tes, melainkan pencarian sejauh mana penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa.

Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu. Intinya tetap ada perubahan dalam dunia pendidikan dari kebijakan sebelumnya, ada sesuatu yang berbeda ketika menteri berganti. Ganti menteri ganti kebijakan. Masa gue sama dengan sebelumnya. Kira-kira bisa seperti itu.

Jadi sebenarnya bukan berarti pendidikan sebelumnya belum merdeka. Namun pasti saja setiap perkembangan waktu dan pemangku kebijakan akan ada perubahan-perubahan. Jadi itu sesuatu yang wajar terjadi seiring perkembangan zaman.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sering juga bertanya-tanya seperti itu, setelah membaca tulisan bapak.. saya setuju dengan statemen "menciptakan suasana belajar yang bahagia".

03 May
Balas

Terima kasih pak

04 May



search

New Post