Perasaan senang ketika Kepala Sekolahku chat di grup WA bahwa besok saya bersama teman saya harus menghadiri pertemuan di sebuah hotel bersama 48 rekan guru dari lembaga sekolah yang berbeda,ditemani oleh dua pemateri yang Masyaa Allah Tabarakallah luar biasa. Pasangan suami istri yang selalu kompak memberi materi dan motivasi kepada kami semua calon penulis handal.Beliau berdua membuat saya kagum, Pak Syaiful Rizal dan Ibu Tri Sulistini yang sama sama bergelut didunia literasi khususnya menulis buku, dari cerita tentang hidup beliau berdua terutama Bu Tri yang pernah koma, stroke dan pernah dirawat berkali-kali dirumah sakit, membuat saya merasa malu karena selama ini masih banyak mengeluh.

Ibu Tri masih semangat menyelesaikan karya meski didera sakit, suaminya pun demikian ditengah kesibukannya sebagai pendidik, beliau masih sempat menghasilkan karya, menjadi pemateri dimana-mana, banyak hal yang saya pelajari dari mereka berdua bahwa sejatinya suami istri itu harus saling beri support positif untuk bisa sukses, suami istri itu harus kompak sehingga menjadi maghnet positif untuk orang lain, suami istri itu harus setia bersama kala suka ataupun duka. Semoga bisa meniru jejak beliau berdua, menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain, berprestasi dan mempunyai aura yang positif

Awalnya acara berlangsung dan begitu serius sampai akhirnya Ibu Kabid SD Disdik datang dan beliau dengan sabar mendengarkan keluh kesah kami yang belum menyelesaikan karya tulis. Ada keluhan diantaranya kurangnya dukungan dari orang terdekat, kesulitan mencari ide, sulit mengatur waktu, sampai pada masalah biaya pra cetak yang memang lumayan, nah untuk masalah biaya ibu Fatimatus memberi sebuah solusi yang tidak pernah saya sangka, sakingsemangatnya beliau ingin semua peserta bimtek menghasilkan sebuah karya, beliau sampai rela memberikan pinjaman kepada mereka yang kesulitan biaya pra cetak ga tanggung-tanggung pinjaman itu bisa dicicil tanpa batas waktu, MasyaaAllah Tabarakallah semoga namun yang membuat saya berteriak kegirangan dalam hati ketika Ibu Kabid menyampaikan "nanti hasil karyanya bisa dicetak lebih ya dan ditaruh di perpustakaan sekolah masing-masing, karena kedepannya setiap sekolah harus ada Perpustakaan dan harus dikelola oleh pustakawan bukan guru yang nyambi jaga perpus" uraian dari Ibu Kabid menjadi angin segar khususnya untuk semua pustakawan sekolah di Pamekasan, saya yang di ruangan itu adalah satu-satunya pustakawan sekolah diantara 47 guru yang sudan menjadi ASN merasa bahagia mendengar penuturan dari beliau, meskipun dari awal pertemuan bimtek penulis ini saya merasa minder karena hanya saya yang belum PNS dan bukan seorang guru, tapi saya harus semangat untuk menghasilkan karya karena banyak teman pustakawan yang ingin mengikuti bimtek tapi belum tercapai, jadi saya adalah orang yang beruntung.Alhamdulillah dari awal saya bekerja di tahun 2013 sampai sekarang begitu banyak suka duka saya alami, sempat ingin menyerah tapi pesan dan nasehat almarhumah ibu selalu terngiang" Ira kamu harus sabar dan tabah jangan sampai ada niat untuk berhenti kerja ya, Ibu kuliahkan kamu karena yakin dengan kemampuanmu... Janganpernah putus asa ya nak semoga kelak kamu akan memetik hasilnya" Wasiat Ibu sebelum meninggalkan saya untuk selamanya menjadi penguat, jadi semangat diatara banyaknya hantaman masalah yang bertubi, cibiran dan hinaan karena gaji honorer memang tidaklah seberapa tapi saya bersyukur bisa menyalurkan ilmu yang saya punya, dan tentunya bisa berada diHotel Cahaya Berlian ini bersama 47 guru hebat se Pamekasan, mendapat ilmu dari dua pemateri yang luar biasa sekali terkenal dengan sebutan "DUET MAUT", serta dapat semangat serta dukungan yang luar biasa dari pejabat Dinas Pendidikan yaitu Ibu Fatimatus Zahra dan Bapak Sadikun Alhamdulillah Masyaa Allah Tabarakallah yaa Allah

SALAM LITERASI, ika