Hari ini senin 30 Oktober 2017 bertempat di gedung PGRI Purbalingga, kurang lebih ada 250 peseta yang mengikuti pelatihan menulis bagi guru (sagu sabu) yang di adakan oleh PGRI Purbalingga.

Hari ini pelatihan menulis angkatan kedua yang sebelumnya di adakan di Purbasari Purbayasa. Perasaan malu dan bersalah ketika saya melihat ada nama saya tercantum dalam sebuah sertifikat. Saya telah mengabaikan perjuangan sang pejuangku. Beliau mendorongku agar saya menjadi bisa, minder dan tidak bisa yang selalu saya katakan kepada beliau.

Hari pertama pelatihan saya datang sedikit terlambat, alkhamdulillah acara belum di mulai, saya jumpai sang pejuang sudah berada di depan gedung tersebut, beliau masuk dan mencari tempat duduk buat kami bertiga.Rasa syukur saya panjatkan karena hari ini saya dapat duduk disini bersama teman-teman untuk mengikuti pelatihan menulis. Sehingga mendorongku untuk lebih semangat berlatih menulis agar menghasilkan sebuah karya.

Setengah hari sudah saya mengikuti pelatihan, waktu isoma telah tiba saya bergegas mengambil menu makan siang yang sudah tersedia. Selang beberapa waktu ada pengumuman dari panitia bahwa bagi peserta yang belum mengumpulkan biodata agar segera mengumpulkan. Spontan saya langsung membuka tas mengambil kertas yang berisi biodata saya, ternyata di dalam tas tidak saya temuka, kemungkinan tertinggal di rumah. Saya langsung mendapatkan komentari dari sang pejuang, " kamu benar-benar tidak niat mengikuti pelatihan menulis".

Pelatihan menulis tidak terpancang oleh usia, banyak peserta yang usianya sudah tua tetapi semangatnya luar biasa, ingin bisa menulis dan menghasilkan sebuah karya, contoh yang harus di tiru bagi generasi muda.